Gubernur BI Ungkap Dua Faktor Penyebab Rupiah Bergerak Stabil

Desy Setyowati
10 Februari 2017, 17:02
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Selain faktor eksternal, menurut Agus, pergerakan rupiah juga terjaga oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen dan inflasi 3,02 persen pada tahun lalu. Adapun, defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) diprediksi 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016.

Agus menekankan, BI akan menjaga inflasi pada kisaran target empat persen plus minus satu persen tahun ini. Selain itu, fokus menjaga indikator ekonomi sehingga rupiah tidak bergejolak akibat persepsi pasar yang berlebihan.

Ia menambahkan, cadangan devisa (cadev) per akhir Januari lalu sebesar US$ 116,9 miliar cukup untuk membiayai 8,7 bulan impor. Bahkan, sanggup membiayai 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Atas dasar itu, Agus memastikan ketahanan kebijakan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah. Secara fundamental, ia meyakinkan perekonomian Indonesia stabil dan berdaya tahan untuk menghadapi tekanan eksternal.

(Baca: Menkeu Sebut Tantangan Ekonomi 2017: Trump, Brexit, Cina)

"Kami komunikasi seperti itu (kepada pasar) untuk memberi tahu, itu loh fundamental ekonomi Indonesia berdaya tahan dan stabil. Kami tidak ingin katakan oh emerging market akan kena dampak kebijakan fiskal atau perdagangan AS."

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...