Kredit Melemah, BI Pangkas Bunga Acuan BI 7-Days Repo

Ameidyo Daud Nasution
22 September 2016, 18:05
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Dari sisi eksternal, kondisi ekonomi dan perdagangan dunia yang masih lemah mengakibatkan ekspor belum bisa membaik. Meskipun harga beberapa komoditas ekspor mulai menunjukkan peningkatan. (Baca: Deflasi Terendah, Darmin: Suku Bunga Acuan Berpeluang Turun)

Karena itulah, BI menilai perlu membuat langkah-langkah untuk mengerek permintaan domestik dengan cara menurunkan suku bunga acuan. Selain membangkitkan permintaan masyarakat, penurunan suku bunga diharapkan menopang investasi swasta. Ujung-ujungnya, upaya tersebut bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. BI sendiri masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini berkisar 4,9 persen hingga 5,3 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penegasan, penurunan suku bunga acuan ini bertujuan menopang penyaluran kredit yang memang melemah tahun ini. BI mencatat, pertumbuhan kredit hingga akhir Juli lalu hanya sebesar 7,7 persen atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang masih bisa tumbuh 8,9 persen.

(Baca: Pakai Suku Bunga Acuan Baru, BI Tahan BI 7-Days Repo)

Padahal, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini ditargetkan sebesar 11-12 persen, itupun sudah lebih rendah dari proyeksi semula sebesar 14 persen. "Kami harap dengan penurunan suku bunga dapat mendorong (pertumbuhan) kredit lagi," kata Perry.

Perry menjelaskan, penurunan tingkat suku bunga acuan menjadi 5 persen ini menyusul pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer serta penurunan batas uang muka kredit atau Loan To Value ratio (LTV) perumahan beberapa bulan lalu. "Ke depan akan segera terlihat efek positifnya (pelonggaran kebijakan moneter), walaupun sekarang investasi swasta masih belum kuat," katanya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...