Ironis, Keuangan Syariah Lebih Berkembang di Inggris dari Indonesia

Desy Setyowati
18 Mei 2016, 11:54
Kementerian Keuangan
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Menghadapi kendala minimnya pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah, dia menegaskan pemerintah akan mendorong peningkatan pendidikan bagi generasi muda. Di sini butuh kebijakan yang komprehensif untuk mendorong industri syariah. Misalnya, dengan memperbaiki sistem keuangan dan birokrasi, juga meningkatkan promosi keuangan syariah.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, industri keuangan terpantau lebih stabil menghadapi gejolak ekonomi global. Karena itu pemerintah berusaha mengembangkan instrumen keuangan syariah sebagai pembiayaan infrstruktur. Langkah yang sudah dilakukan yaitu menambah instrumen sukuk berupa wakalah, hybrid, dan campuran. Beragamnya instrumen ini diharapkan memberi banyak pilihan investasi sehingga menarik minat masyarakat.

Pemegang Sukuk Korporasi
Pemegang Sukuk Korporasi (Katadata)

Sepanjang 2015-2019, pemerintah membutuhkan pendanaan infrastruktur lebih dari Rp 5 ribu triliun. Salah satu upaya yang digalakan pemerintah yaitu menerbitkan sukuk. Per 10 Mei 2016, total penerbitan sukuk negara mencapai Rp 503 triliun atau setara US$ 38 miliar dengan outstanding sekitar Rp 380 triliun atau US$ 29 miliar. Sejak 2009, penerbitan sukuk berdenominasi dolar Amerika Serikat sebesar US$ 10,15 miliar dengan outstanding US$ 9,5 miliar. Sukuk berkontribusi 15 persen terhadap pembiayaan pemerintah.

Dalam forum IDB ini, kata Bambang, pelaku pasar dan pengambil kebijakan dari negara anggota bisa saling berbagi pengalaman terkait pengembangan keuangan syariah. CEO Plus Malaysia Berhad Dato’ Noorizah Hj Abd Hamid dan Global Head of Islamic Finance-Linklaters, Dubai Neil D. Miller, misalnya, membahas sukuk untuk pembiayaan infrastruktur di Malaysia dan GCC. Kemudian, Director of Infrastructure Department-IDB  Waled Abdulwahab menyajikan pengalaman pembiayaan infrastruktur negara-negara anggota IDB.

Dalam konteks keperluan credit enhancement dalam penerbitan sukuk, khususnya sukuk korporasi, Director Legal and Claims Department ICIEC-IDB Adil Babiker juga menyampaikan mekanisme dan pengalaman instansinya memberikan fasilitas penjaminan penerbitan sukuk. Di antara kunci keberhasilan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur adalah kedalaman sektor keuangan (financial deepening) yang memungkinkan terserapnya sukuk bertenor panjang yang sejalan dengan karakteristik proyek infrastruktur. (Lihat pula:  Terjual Rp 31,5 Triliun, Pegawai Swasta Pembeli Terbanyak Sukuk).

“Indonesia dan IDB telah berhasil menyelesaikan program kemitraan strategis negara-negara anggota (Member Country Partnership Strategy/MCPS) periode pertama 2011-2014, dan berhasil mendanai area-area penting dalam pembangunan seperti infrastruktur dan sektor swasta. Kesuksesan ini diharapkan berkembang di MCPS periode 2016-2020,” tutur Bambang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...