LPS: Bank Kurang Mampu Tangani Risiko Pertumbuhan Kredit

Yura Syahrul
29 Oktober 2015, 12:19
LPS
Arief Kamaludin|KATADATA
LPS KATADATA | Arief Kamaludin

Dengan berbagai faktor yang kurang menguntungkan itu, keuntungan perbankan akan semakin tertekan. Pada Agustus 2015, laba perbankan turun 5,18 persen dibandingkan periode sama 2014. “Terdapat beberapa bank dengan skala aset menengah menghasilkan pertumbuhan laba yang negatif,” imbuhnya.

Sementara itu, Moody’s Investors Service menilai sistem perbankan Indonesia tengah menghadapi gejolak pasar keuangan. “Ada dua sumber utama risiko tersebut,” kata Srikanth Vadlamani, Wakil Presiden Moody’s dalam siaran persnya, Selasa lalu (27/10).

Pertama, utang luar negeri sektor swasta yang tinggi. Nilainya pada Juni 2015 mencapai US$ 170 miliar atau melambung dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Pembengkakan utang di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekitar 10 persen sejak awal tahun ini berpotensi mengganggu sistem perbankan.

Namun, risikonya terhadap perbankan di dalam negeri rendah karena 70 persen dari utang luar negeri swasta itu kepada pihak terkait, utang oleh BUMN dan utang olek sektor usaha dengan lindung nilai (hedging). Jadi, porsi utang luar negeri yang langsung ke lembaga keuangan tidak besar.

Risiko kedua, gejolak di pasar keuangan bisa menular ke sistem perbankan, khususnya bank-bank lemah. Moody’s mencatat, 10 bank di Indonesia yang  menguasai 65 persen dari total aset perbankan memiliki permodalan kuat dan tingkat keuntungan yang baik. Sedangkan bank-bank kecil masih menunjukkan kondisi keuangan yang sehat.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...