Beban Bunga Susut, Laba Bersih BNI Tumbuh 12% Jadi Rp 5 Triliun
Sementara dari segmen konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 6,3% menjadi Rp 47,6 triliun. BNI juga mencatat kredit berbasis gaji atau payroll loan tumbuh hingga 19,6% menjadi Rp 32,7 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, rasio kredit bermasalah kotor atau non-performing loan (NPL) gross BNI pada semester I 2021 meningkat menjadi 3,94%, dari periode sama tahun lalu di level 3,03%.
BNI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sepanjang semester I-2021 senilai Rp 646,57 triliun atau tumbuh 4,5% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 618,8 triliun.
Dana murah (CASA) tumbuh 11,5% menjadi Rp 450,02 triliun dari periode sama tahun lalu senilai Rp 403,53 triliun. Sementara deposito berjangka (time deposit) berhasil turun hingga 8,7% menjadi Rp 196,54 triliun dari sebelumnya Rp 215,26 triliun.
Rasio keuangan lainnya, BNI mencatatkan kenaikan return on asset (ROA) menjadi 1,48% dari 1,38%. Return on equity (ROE) BNI juga naik menjadi 10,03% dari 8,74%. Rasio net interest margin (NIM) naik menjadi 4,85% dari 4,47%.
Berdasarkan presentasi BNI, bank milik pemerintah ini menargetkan pertumbuhan kredit 5%-7% untuk tahun penuh 2021. Target tersebut turun dibandingkan target 2021 sebelumnya yang dicanangkan 6%-9%.
BNI menargetkan NIM sepanjang 2021 ini di level 4,7%-4,9%. Target ini naik dari target yang sebelumnya dicanangkan 4,6%-4,8%. Sementara biaya kredit ditargetkan sebesar 3,3%-3,6%, target ini tidak berubah dari sebelumnya.