Lonjakan Harga Kripto Shiba Inu Bukan hanya Faktor Cuitan Elon Musk
Kenaikan signifikan pada harga koin alternatif tersebut, pekan ini juga bertepatan dengan meningkatnya dukungan untuk petisi Change.org yang mendesak platform perdagangan uang kripto, Robinhood untuk mencantumkan koin shiba inu di situs tersebut. Petisi itu telah mengumpulkan 334.500 tanda tangan, dilansir dari CNN International.
Terdapat hampir 400 triliun token Shiba Inu yang beredar, dengan persediaan maksimal satu kuadriliun token. Berdasarkan situs web, Shiba Inu adalah eksperimen dalam pembangunan komunitas spontan yang terdesentralisasi. Tim menciptakan pertukaran terdesentralisasi yang dikenal sebagai ShibaSwap, yang memungkinkan pengguna untuk ‘menggali’ atau menyediakan likuiditas, ‘mengubur’ alias mempertaruhkan koin, mengambil token dari Uniswap atau SushiSwap, dan menukar koin.
Nama Shiba Inu diambil dari jenis anjing asal Jepang. Hewan berbulu yang akrab dengan manusia tersebut umumnya memiliki memiliki tinggi 38-41 sentimeter (cm). Adapun warna bulunya cenderung cokelat kemerah-merahan dan dikenal kebal dengan serangan perubahan musim.
Dikutip dari The Street, teknologi Shiba Inu seperti Ethereum. Koin ini dibuat oleh individu anonim bernama Ryoshi dan dijuluki sebagai ‘Pembunuh Dogecoin’.
Dikutip dari Fortune, Salah satu ekonom Belanda terkemuka, Alex de Vries yang mengikuti perkembangan jejak karbon dan konsumsi listrik untuk tambang Bitcoin, menentang kehadiran Shiba Inu sebagai aset digital kripto.
"Shiba benar-benar tidak punya apa-apa untuk itu. Ini benar-benar koin meme spekulatif yang membuat beberapa orang menjadi sangat kaya. Ini adalah Dogecoin, lelucon dunia kripto, tentang steroid,” tulis Alex di website Digiconomist.