Waspada, Kegagalan Bank AS dan Credit Suisse Bisa Menyebar Secara Luas

Lona Olavia
16 Maret 2023, 11:43
Waspada, Kegagalan Bank AS dan Credit Suisse Bisa Menyebar Secara Luas
123rf
Credit Suisse

"Setidaknya ada satu lembaga keuangan di Eropa yang secara historis kekurangan modal, memiliki masalah rekapitalisasi, mungkin memiliki beberapa aset buruk, beberapa eksposur ke sekuritas jangka panjang dan kerugian yang belum direalisasi," katanya kepada Newsweek Senin (13/3).

“Jika sesuatu terjadi dengan institusi ini, itu akan jauh lebih penting secara sistemik. Kita berbicara tentang institusi dengan triliunan dolar aset, bukan US$ 400 miliar seperti SVB,” katanya.

Credit Suisse memang menghadapi masalah jauh sebelum runtuhnya SVB dan Signature. Klien menarik US$ 119 miliar aset dari pusat laba bisnis manajemen kekayaan bank selama kuartal terakhir tahun 2022, dan para eksekutif terpaksa membukukan kerugian US$ 5,5 miliar terkait dengan hedge fund Archegos, yang ambruk tahun lalu. 

Sekarang, setelah investor besar kedua, David Herro dari Harris Associates, menjual sahamnya awal bulan ini, Credit Suisse berada di ambang kegagalan. Dan tidak seperti di AS, regulator mungkin tidak dapat membantu.

“Masalahnya adalah Credit Suisse, menurut standar tertentu, mungkin terlalu besar untuk gagal, tetapi juga terlalu besar untuk diselamatkan. Tidak jelas bahwa sistem Federal memiliki sumber daya yang cukup untuk merekayasa bail out,” kata ekonom tersebut kepada Bloomberg Rabu (15/3).

Dia pun menambahkan bahwa jika Credit Suisse tidak mendapatkan suntikan modal dari suatu tempat, maka hal buruk dapat terjadi.

 

Komentar Roubini muncul setelah CEO Credit Suisse Ulrich Koerner mengatakan bahwa banknya berada dalam situasi yang sangat berbeda dari SVB dan memiliki "standar yang berbeda secara material dan lebih tinggi". Dia juga mencatat bahwa bank melihat arus masuk klien di tengah masalah bank regional AS. Ketua Credit Suisse Axel Lehmann pun mengatakan, kepada Bloomberg Rabu bahwa bank tidak memerlukan bantuan pemerintah untuk terus beroperasi. 

Namun dalam wawancaranya dengan Fortune di bulan November, Roubini memperingatkan bahwa jika kita mendapatkan krisis perbankan dari ledakan bank besar, itu bisa menyebar ke pemerintah dan ekonomi yang lebih luas.

“Stabilitas ekonomi dan memerangi inflasi membutuhkan kenaikan suku bunga kebijakan yang jauh lebih tinggi. Tapi sekarang risiko stabilitas keuangan memerlukan tingkat kebijakan yang lebih rendah. Jadi kita akan mendapat krisis,” kata Roubini dalam tweet Rabu.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...