Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Emas Masih Naik Lagi?

Lona Olavia
17 Maret 2023, 14:45
Kekhawatiran Krisis Perbankan Mereda, Harga Emas Masih Naik Lagi?
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Pedagang menata perhiasan emas murni di salah satu tempat penjualan emas Kota Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (26/3/2020). Para pedagang emas dikawasan itu mengaku, harga penjualan emas murni sejak sebulan terakhir kembali naik dari Rp 2.150.000 per mayam atau 3,3 gram menjadi Rp 2.750.000 per mayam dan diperkirakan akan terus naik dipicu meningkatnya harga emas dunia.

Sementara Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong menilai, harga emas masih akan naik oleh permintaan bank sentral dan perlambatan ekonomi global.

“SVB bisa membuat harga emas naik lebih tinggi, namun tanpa SVB pun emas masih akan terus naik. Emas akan mencapai US$ 2.100 di akhir tahun,” katanya.

Kenaikan didorong oleh ketidakpastian ekonomi global, perang di Ukraina dan tensi geopolitik lainnya seperti Cina US. Selain itu bank sentral dunia terutama Cina, Turki, dan Rusia juga telah meningkatkan cadangan emasnya dengan besar, terutama sejak perang Ukraina.

Investor sekaligus penulis buku terpopuler "Rich Dad Poor Dad" Robert Kiyosaki pun mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk investasi pada logam mulia, yakni emas dan perak. Ia menyarankan agar menghindari investasi di sektor kripto. Sebab, saat bank-bank raksasa ambruk, logam mulia yang banyak dicari.

"Dua bank besar telah ambruk. Yang ketiga segera menyusul. Beli emas dan perak sungguhan sekarang. Jangan ETF. Ketika bank ketiga ambruk, emas dan perak akan melonjak," tulis Robert Kiyosaski dalam postingannya di Twitter, Selasa (14/3).

Untuk informasi bahwa harga emas di pasar dunia turut mempengaruhi harga emas di dalam negeri. Faktor lainnya antara lain nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serta besaran permintaan dan penawaran. 

Kenaikan harga emas di pasar global baru-baru ini dipicu krisis Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang mengguncang AS sejak pekan lalu dan disusul krisis yang dialami Credit Suisse. Kasus Credit Suisse disebut-sebut sebagai penyebab bursa saham Amerika dan Eropa rontok berjamaah serta pelaku pasar kini khawatir jika krisis akan meluas ke bank-bank lain di tingkat global.

Emas dalam hal ini banyak diburu investor karena dianggap sebagai aset safe haven ketika terjadi ketidakpastian ekonomi dan ketegangan politik. Safe haven adalah aset yang diharapkan nilainya tetap atau meningkat walaupun pasar tidak stabil atau bergejolak. Safe haven dicari oleh para investor untuk menghindari aset mereka dari kerugian ketika terjadi penurunan pasar atau krisis keuangan. 

Malansir laman Logam Mulia, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga logam mulia khususnya emas batangan atau logam mulia di pasaran:

  1. Permintaan emas yang terus tumbuh
  2. Indeks mata uang dolar Amerika
  3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
  4. Inflasi juga mempengaruhi grafik harga emas
  5. Kebijakan moneter dapat mempengaruhi grafik harga emas 
  6. Kondisi ketidakpastian global 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...