Wall Street Merosot Tertekan Harga Minyak hingga Komentar The Fed
CEO dan Manajer Portofolio di InfraCap New York, Jay Hatfield menyatakan bahwa para investor saat ini terlalu pesimistis terhadap pelonggaran kebijakan bank sentral. Menurutnya, The Fed akan siap untuk melakukan pemangkasan suku bunga pada Juni.
"Hingga saat itu, kami memperkirakan perdagangan akan tetap dalam kisaran yang terbatas, seperti yang kita saksikan pada hari Rabu, di mana terjadi tarik-menarik antara faktor suku bunga, ekonomi yang kuat, serta pendapatan yang positif," kata Hatfield.
Musim laporan kinerja kuartal pertama sedang berlangsung hingga menjadi perhatian. Perhatian investor, antara lain tertuju padsa kinerja laba Travelers Companies (TRV.N) yang meleset dari estimasi. Selain itu U.S. Bancorp (USB.N) memperkirakan pendapatan bunga yang mengecewakan.
Imbal hasil obligasi AS turun seiring kemungkinan The Federal Reserve meninjau kembali perlunya penurunan suku bunga. Harga minyak mentah AS anjlok 3,13% menjadi US$ 82,69 per barel, sementara Brent menetap di US$ 87,29 per barel turun 3,03% pada hari itu.
Harga minyak turun karena persediaan komersial AS yang tinggi dan ekspektasi penurunan permintaan akibat data ekonomi yang lebih lemah dari Cina, meskipun kekhawatiran tentang gejolak geopolitik tetap ada. Hingga saat ini, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi karena pembicaraan gencatan senjata di Gaza sulit berlanjut.
Masyarakat internasional juga tengah menantikan ancaman pembalasan Israel terhadap Iran atas serangan rudal akhir pekan lalu.