Mengapa Harga Bitcoin Masih Lesu Pasca-Halving?

Hari Widowati
26 April 2024, 10:58
Ilustrasi bitcoin
Katadata
Pelaku pasar masih ragu-ragu terhadap arah Bitcoin pasca-halving.

"Bitcoin telah mengalami lonjakan yang cukup besar, bahkan mencapai rekor tertinggi baru sebelum halving. Oleh karena itu, seluruh siklus harga yang biasanya mengelilingi peristiwa ini, tampaknya menjadi lebih terkompresi," kata Fyqieh.

Menunggu Pemangkasan Bunga The Fed

Alasan lainnya mengapa halving Bitcoin belum menyebabkan lonjakan harga yang tinggi adalah karena Federal Reserve (The Fed) yang merupakan bank sentral AS belum memberikan sinyal kuat untuk memangkas suku bunga. Pada saat halving 2020, The Fed memiliki kebijakan moneter yang cukup longgar dengan suku bunga yang relatif rendah.

"Stagnasi harga Bitcoin setelah halving dianggap sebagai fenomena yang wajar. Banyak yang mengharapkan kenaikan harga yang signifikan setelah halving, padahal efek dari halving ini sebenarnya dirasakan dalam 2-4 bulan setelahnya," tutur Fyqieh.

Investor yang masih ragu dengan arah Bitcoin bisa menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA). Ia memperkirakan Bitcoin masih berpeluang mencapai harga US$100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar pada akhir tahun ini. Namun, hal ini tergantung pada sentimen pasar dan potensi permintaan di pasar.

Secara historis, halving pada 2021 menandai awal dari kenaikan harga Bitcoin yang meroket, mendorong harganya sebesar 92 kali lipat. Halving pada 2016 dan 2020 juga menunjukkan kenaikan harga yang signifikan masing-masing sebesar 30 kali dan 8 kali.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...