Transaksi Tanpa Dolar Meningkat, BI Ungkap 3 Kunci Keberhasilan
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat capaian positif dalam implementasi transaksi tanpa dolar AS atau local currency transaction (LCT). Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan itu memberi harapan bagi pelaku usaha.
“Terlihat dari peningkatan volume transaksi dan jumlah pelaku usaha yang difasilitasi maupun pembentukan harga yang semakin efisien," ujar Perry dalam pernyataan tertulisnya, yang dikutip Rabu (17/7).
Menurut Perry penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas atau LCT akan menjadi sangat penting. Hal itu sebagai upaya mengurangi volatilitas nilai tukar, dan membentuk efisiensi harga.
Dalam kesempatan tersebut, Perry memaparkan tiga upaya penting dalam meningkatkan implementasi LCT. Pertama yakni mendorong ekosistem yang memadai dengan cakupan partisipan, produk, harga, dan infrastruktur.
Upaya kedua menurut Perry mencakup usaha memperkuat peran aktif otoritas dalam mendorong terciptanya ekosistem LCT yang optimal. Otoritas didorong untuk mengembangkan pasar keuangan dalam mata uang lokal.
Selanjutnya upaya ketiga dengan mempererat sinergi antar otoritas baik domestik maupun di negara mitra. Saat ini, BI sudah memiliki kerja sama LCT dengan delapan negara. Enam di antaranya merupakan anggota EMEAP. Delapan negara tersebut yaitu Thailand, Malaysia, Jepang, Cina, Singapura, Korea Selatan, Filipina, dan India.
Dalam pertemuan Executives Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) ke-29 di Penang, Malaysia pada Senin lalu Perry mengatakan para gubernur bertukar pandangan mengenai efektivitas instrumen kebijakan untuk melengkapi kebijakan makroekonomi tradisional. Selain itu juga membahas pengelolaan dampak dari ketidakpastian eksternal.
Forum juga mendukung perkembangan inisiatif EMEAP di area pasar keuangan, pengawasan dan regulasi perbankan, sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan, dan teknologi informasi. Selanjutnya, pertemuan menyambut baik Keketuaan Working Groups EMEAP periode 2024-2026 dengan peran Bank Indonesia sebagai ketua pada Working Group on Banking Supervision.