Antiklimaks Saham BRI Syariah Pasca-Euforia Merger Bank Syariah BUMN

Safrezi Fitra
22 Oktober 2020, 18:58
saham, bri syariah, bris, merger syariah, merger bank syariah, bank syariah, bank syariah mandiri, bni syariah, bri, bbri, bmri, bank mandiri, bbni, bank bni, bumn, bumn syariah
123RF.com/alphaspirit
Harga saham BRI Syariah (BRIS) anjlok 7% hingga terkena auto rejection atau penolakan secara otomatis pada perdagangan Rabu (21/10).

Pemegang saham BNI Syariah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendapat 25%. Sementara pemegang saham BRI Syariah saat ini akan terdilusi. BRI yang saat ini memegang 73% BRI Syariah, kepemilikannya akan terdilusi menjadi hanya 17,4%. Porsi saham publik di BRI Syariah pun nantinya hanya tinggal 4,4%.

Dalam prospektusnya, BRI Syariah memberikan opsi kepada pemegang saham minoritas yang tidak setuju dengan keputusan merger ini untuk menjual sahamnya kepada BRI paling lambat 19 November 2020. BRI akan membeli saham tersebut dengan harga Rp 781,29 per saham sesuai nilai wajar. Padahal, saat ini saja harga saham BRI Syariah Rp 1.300 per saham.

Nilai Perusahaan akan Naik, Harga Saham Belum Mahal

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang juga Ketua Umum Asoasiasi Analis Efek Indonesia/AAEI mengatakan secara teknikal kenaikan harga saham yang sangat cepat, pasti akan mengalami puncak dan kembali turun. Kenaikan harga saham BRI Syariah memunculkan beberapa gap diharga Rp 1125 hingga Rp 1200.

"Kenaikan yang demikian cepat juga membuat saham BRIS menjadi overbought sehingga perlu cooling down, makanya tidak heran terjadi profit taking," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (22/10). Karena harganya sudah naik cukup tinggi, banyak investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) dengan menjual kembali sahamnya.

Secara fundamental merger bank syariah ini sangat bagus. Dalam rilisnya tiga bank BUMN menjelaskan bank hasil merger ini akan masuk peringkat 7 atau 8 dalam daftar 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. BRIS akan menjadi bank syariah satu-satunya yang dalam daftar ini.

BRIS juga akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi aset dengan total aset mencapai Rp 214,6 triliun. Dalam jajaran dunia, BRIS akan masuk dalam daftar 10 bank syariah global terbesar dari sisi kapitalisasi pasar atau market capitalization.

Menurut Edwin, kejatuhan harga saham BRIS disebabkan banyak isu yang salah kaprah dan cukup menyesatkan beredar saat ini. Isu ini terkait berapa nilai wajar BRIS setelah merger nantinya. 

Bahkan, Edwin menilai harga saham BRIS saat ini belum mahal. Karena perhitungannya harga wajar BRIS setelah merger sekitar Rp 1.900-an. "Jadi kejatuhan saham BRIS saat ini adalah suatu opportunity atau kesempatan untuk melakukan pembelian saham tersebut karena saya optimis kedepannya saham BRIS bisa mencapai minimal Rp 2.800-an," ujarnya

Dia mencontohkan Bank Mandiri yang merupakan bank hasil merger empat bank, yakni Bank Exim, Bank Bumi Daya, Bapindo, dan Bank Dagang Negara pada 1999. Saat masuk bursa dan mulai mencatatkan sahamnya di bursa efek pada 2003, harga sahamnya hanya Rp 675 per saham. Sekarang, harga saham BMRI sudah mencapai Rp 5.525.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...