Aset Membengkak, Laba Merdeka Cooper Semester I Malah Anjlok 84,7%
Adapun untuk beban pokok, Merdeka Cooper membukukan penurunan 12,6% dari US$ 122,43 juta per Juni 2020 menjadi US$ 107 juta per Juni 2021. Di mana, beban royalti diketahui turun 43,81% menjadi US$ 5,31 juta. Sedangkan untuk beban operasi dan produksi tumbuh 23,34% menjadi US$ 122,58 juta.
Sementara itu, total aset Merdeka Cooper untuk periode Januari-Juni 2021 tercatat tumbuh 105,37% menjadi US$ 1,92 miliar. Rinciannya, jumlah aset tidak lancar mencapai US$ 737 juta, sedangkan untuk jumlah aset lancar US$ 457,3 juta.
Direktur Merdeka Cooper David Thomas Fowler menjelaskan kenaikan aset disebabkan pertumbuhan pos kas dan bank sebesar US$ 227,14 juta, piutang lain-lain sebesar US$ 20,54 juta dan persediaan sebesar US$ 21,2 juta.
Penyebab perubahan aset secara keseluruhan terutama karena kenaikan kas di bank atas peningkatan modal tanpa hak memesan terlebih dahulu (PMTHMETD) atau right issue, dari 1 miliar lebih saham MDKA dengan jumlah Rp 2,44 triliun atau setara US$ 172,02 juta. Ada juga penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun atau setara US$ 103,83 juta.
Selain itu, terdapat kenaikan piutang lain-lain atas klaim asuransi terkait kerusakan material dan gangguan bisnis pada proyek tambang Tujuh Bukit senilai US$ 20 juta.
“Ketiga hal ini mengakibatkan jumlah aset perusahaan mengalami kenaikan signifikan,” ujar David dalam keterangannya kepada BEI, Selasa (24/8).
Melansir RTI, pada perdagangan Rabu (25/8) saham MDKA dibuka turun seharga Rp 2.650 per saham dari penutupan perdagangan kemarin yakni Rp 2.700 per saham. Sepanjang 2021, saham MDKA tercatat naik 9,88%.