Antisipasi Dampak Covid-19, BNI Perkirakan Pencadangan Baru Turun 2022

Intan Nirmala Sari
6 September 2021, 17:55
BNI, emiten:BBNI, kinerja perusahaan, perbankan
BNI

Novita menambahkan, saat ini pihaknya masih mengantisipasi dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang masih berjalan terhadap kondisi ekonomi. Selain itu, relaksasi seperti restrukturisasi kredit juga kembali diperpanjang.

“Kami lihat langkah konservatif saat pembentukan CKPN tahun ini masih diperkukan, sehingga cost of kredit atau rasio biaya CKPN terhadap berada di kisaran 3,3-3,6%,” ujarnya.

Di samping itu, bank dengan kode emiten BBNI tersebut memiliki strategi untuk membentuk pencadangan yang cukup, tanpa menunda kredit bermasalah dan berisiko. Novita mengklaim kualitas rasio kredit bermasalah alias NPL masih tetap terjaga hingga Juni 2021, disusul ekspansi bisnis baru yang lebih sehat, sehingga biaya CKPN dapat diefisiensikan.

“Saat menyusun planning, kami sudah menyiapkan budget cukup tahun ini, bahkan sudah termasuk buffer atau dampak gelombang kedua Covid-19,” ujar Novita.

Sebelumnya, BNI mencatat adanya penurunan nilai kredit yang direstrukturisasi karena pandemi Covid-19. Pada akhir Juni 2021 nilainya Rp 81,75 triliun atau sekitar 14,4% terhadap total kredit. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan catatan Juni 2020 yakni Rp 99,96 triliun dan posisi Desember 2020 yakni Rp 102,38 triliun.

BNI membukukan laba bersih naik 12,8% menjadi Rp 5 triliun sepanjang semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk pencadangan atau provisi meningkat menjadi Rp 9,8 triliun, atau naik 36,2% dari semester I-2020 yang sebesar Rp 7,2 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...