Harga Saham Anjlok, Bos Bukalapak Fokus ke Fundamental Bisnis

Andi M. Arief
7 Desember 2021, 20:18
Bukalapak
Bukalapak
Bukalapak

"Kalau saya (posisinya) memberikan kesempatan untuk manajemen (BUKA) untuk bekerja dulu. Dana (IPO) juga baru masuk September, biarkan mereka bekerja dan membuktikan," kata Kartika kepada Katadata, Selasa (7/12). 

Kartika menilai pergerakan harga saham BUKA pada 2022 akan tergantung dari strategi penggunaan dana segar IPO. Namun, harga saham BUKA dapat berubah dalam jangka pendek. Hal itu dapat terjadi jika perseroan membeli kembali atau buyback terhadap saham-saham perseroan. 

Di sisi lain, Kartika menilai kemampuan buyback BUKA akan menjadi krusial pada April 2022 saat masa tahan pemilikan saham oleh investor lama berakhir. Menurutnya, ada potensi pada manajer investasi maupun perusahaan kapital ventura mengambil untung saat itu. 

Menurut dia, keyakinan investor akan menjadi penting saat itu. Oleh karena itu, Kartika menilai BUKA akan menjadi studi kasus yang dapat membuktikan apakah investor domestik dapat berlanjut ke level investasi berikutnya, yakni investasi emiten teknologi. 

"Kalau (confident investor) tidak ready, ya sudah stick with the old economy saja. Tidak usah FOMO (Fear Of Missing Out ) ke investasi teknologi. Investasi teknologi buka untuk semua orang," kata Kartika. 

Di sisi lain, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer berpendapat, turunnya harga BUKA merupakan bagian dari dinamika pasar. Selain itu, penurunan harga saham BUKA merupakan salah satu risiko yang telah dipaparkan saat IPO. 

Adapun, Adrian mengatakan harga saham BUKA masih dapat tumbuh jika melihat fundamental perseroan. Selain itu, perseroan juga masih memiliki dana segar hasil IPO senilai Rp 21,9 triliun.

Seperti diketahui, perseroan akan memakai 33% dari total dana IPO atau senilai Rp 7,2 triliun untuk modal kerja perseroan. Sementara itu, sekitar 34% akan digunakan untuk modal kerja entitas anak. 

Sebanyak 15% akan dialokasikan untuk PT Buka Mitra Indonesia, sedangkan PT Buka Usaha Indonesia akan mendapatkan 15%. Sementara itu, sekitar 3% akan digunakan untuk pengembangan usaha oleh BUKA maupun anak usaha. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...