Pasar Unggas Moncer, Laba Japfa Meroket 120% Jadi Rp 2 Triliun 2021

Cahya Puteri Abdi Rabbi
5 April 2022, 16:53
Japfa
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/12/2021).

"Situasi membaik pada kuartal keempat, ditunjukkan dengan adanya indikasi peningkatan kembali harga live bird," tulis manajemen JPFA dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (5/4).

Selain itu, perseroan juga menghadapi tantangan dengan ketersediaan dan kenaikan hampir semua harga bahan baku, terutama bungkil kedelai dan jagung. Sementara, kenaikan harga bahan baku yang sangat signifikan tersebut tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada kenaikan harga pakan, karena kondisi peternakan yang sedang mengalami kerugian dan masih lemahnya daya beli masyarakat.

Untuk tahun ini, perseroan akan terus memperkuat bisnis hilirnya melalui pengembangan bisnis pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, serta mendorong pertumbuhan penjualan ritel ke konsumen melalui outlet ritel yang dimiliki Perseroan baik secara offline maupun online.

Industri peternakan dan perikanan masih memiliki potensi yang sangat besar, mengingat populasi penduduk Indonesia yang besar. Masih rendahnya tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia, membuat peluang usaha perseroan ke depan masih sangat terbuka lebar.

"Kami tetap yakin akan prospek jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan perseroan pada masa-masa yang akan datang," ujar manajemen JPFA.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...