Profil Grup Arsari Milik Adik Prabowo yang Impor Gandum dari Ukraina
Konglomerat asal Indonesia dan perusahaan AS-Swiss dikabarkan mengangkut gandum dari pelabuhan Ukraina dan Rusia. Nikkei Asia menyebutkan, perusahaan pembawa gandum ini dimiliki Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.
Perusahaan yang dimaksud adalah Harvest dan Comexindo International, anak perusahaan dari Grup Arsari Indonesia. Bagaimana sebenarnya profil Grup Arsari?
Identitas perusahaan tak dapat banyak diketahui dari laman virtual. Laman jejaring (website) resmi perusahaan pun hanya memuat nama dan alamat kantor berada, tanpa menyematkan profil, sejarah, atau struktur organisasinya.
Dikutip dari akun Linkedin perusahaan, Grup Arsari bergerak di bidang perdagangan internasional dan pengembangan. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat ini memiliki jumlah karyawan sekitar 50 orang.
Menurut Whitespace, Arsari Group didirikan pada 2013 dan merupakan perusahaan induk dari bisnis yang bergerak di bidang perbankan, agribisnis, perkebunan karet, penambangan timah, pengembangan energi terbarukan, dan pengembangan teknologi pemanfaatan tenaga air.
Grup Arsari dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo yang sekaligus bertindak sebagai Chief Executive Officer (CEO). Nama Arsari disebut-sebut berasal dari suku kata nama ketiga anaknya, yakni Aryo Djojohadikusumo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara, dan Indra Djojohadikusumo.
Hashim mulai merintis usahanya, PT Era Persada, yang bergerak di bidang perdagangan dalam negeri. Setelah membangun Era Persada, Hashim mengelola sejumlah perusahaan, antara lain: PT Tidar Kerinci Agung pada 1984, PT Prahabima pada 1985, PT Bank Universal pada 1985, PT Ina Persada pada 1986, dan PT Tirtamas Majutama pada 1987.
Menurut Asia Today (Volume 10, 1992: 50), Tirtamas merupakan perusahaan utama yang bergerak di bidang sumber daya, manufaktur, dan perdagangan. Pada 1988, lewat Tirtamas Majutama, Hashim menjadi pemilik saham PT Semen Cibinong.
Sejumlah perusahaan yang dikelolanya tersebut berada di bawah kendali Grup Arsari.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 50.000 ton biji-bijian dibawa kapal M/V Riva Wind, tiba di Istanbul pada Selasa (9/8). Kapal ini menempuh perjalanan sekitar dua hari dari Pelabuhan Chornomorsk, dekat kota Odesa di Ukraina, menuju Iskenderun, Turki.
Kapal berbendera Kepulauan Marshall, milik perusahaan perdagangan pertanian AS-Swiss Harvest Commodities, terjebak di Ukraina sejak Februari ketika Rusia melancarkan invasi ke negara itu.
Kapal Harvest lainnya, M/V Arizona, berangkat dari Chornomorsk pada hari Senin dan membawa 49.000 ton jagung untuk Comexindo dan Harvest. Kapal menuju Irak, melalui Turki. Kedua perusahaan juga memuat gandum Rusia menggunakan dua kapal yakni M/V White Shark dan M/V Bronco.
M/V White Shark ini memuat 25.000 ton gandum yang diharapkan berlayar ke Mesir pada hari Senin. Sedangkan, M/V Bronco membawa 20.000 ton gandum ke Angola, juga dari Novorossiysk.
"Ini merupakan pengiriman pertama dari banyak pengiriman di mana PT Comexindo International membeli biji-bijian dari petani Rusia dan Ukraina dan menjualnya ke pembeli internasional," kata perusahaan itu dalam pernyataan bersama.
Djojohadikusumo mengatakan Indonesia akan tetap menjadi pihak netral dalam perang. Dia mengatakan Comexindo dapat mengirim biji-bijian sebagai hasil dari misi diplomatik Presiden Indonesia Joko Widodo ke Kiev dan Moskow pada akhir Juni.