Tiga Strategi GoTo untuk Mencapai Kemandirian Finansial

Sahistya Dhanesworo
23 Desember 2022, 16:29
Gojek merger dengan Tokopedia menjadi GoTo
GoTo
Gojek merger dengan Tokopedia menjadi GoTo

PT Gojek Tokopedia GoTo (Tbk) saat ini tengah mempercepat langkahnya menuju kemandirian finansial dan mencapai profit pada 2022 (Q3 2022).

GoTo akan menjalankan tiga strategi untuk mengakselerasi langkah menuju profitabilitas, yakni optimalisasi beban usaha secara konsisten, divestasi aset non-core dan portofolio perusahaan serta tidak melakukan investasi yang tidak berkontribusi dan terakhir menjajaki kemungkinan untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD)

Andre Soelistyo, CEO GoTo Grup menyampaikan, "Fokus utama kami adalah berinovasi melalui produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen setia serta menjalankan operasional perusahaan secara cermat dan efisien."

Optimalisasi beban usaha tercermin dari menurunnya cash burn GoTo secara konsisten sepanjang 2022. Pada Q3 2022, cash burn GoTo turun 13 persen dibanding Q2 dan 20 persen dibanding Q1.

Terkait PMTHMETD, GoTo berencana menerbitkan 118.436.392.950 saham atau 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor. Hal ini berdasarkan persetujuan yang diberikan melalui RUPST pada Juni 2022 dan akan berakhir pada Juni 2023.

Langkah tersebut diambil merujuk pada kondisi makroekonomi, kondisi pasar modal, dan kebutuhan perusahaan.

Sepanjang Q3 2022, GoTo sukses mencatatkan mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan penurunan rugi EBITDA 10 persen menjadi Rp 3,7 triliun, dibandingkan dengan rugi kuartal II-2022 sebesar Rp4,1 triliun.

"Jika dilihat dari top line, peningkatan pendapatan GoTo didorong oleh layanan dan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen setia sekaligus mendorong customer engagement secara multiplatform. Contohnya antara lain layanan langganan GoTo Plus yang disambut baik oleh sekitar 50.000 pelanggan berbayar di Tokopedia, serta GoPay Coins." Ungkap Andre

GoTo membukukan Total Nilai Transaksi (GTV) sebesar 33 persen atau setara dengan Rp 161 triliun. Perusahaan juga membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 206 persen atau setara Rp 4,5 triliun. Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, GoTo hanya mencatatkan Rp1,4 triliun.

Angka tersebut merupakan kontribusi dari tiga layanan utama GoTo yakni on-demand, e-commerce, dan fintech.

Layanan on-demand via Gojek mencatatkan kenaikan GTV 24 persen atau setara Rp 15,7 triliun secara year on year (yoy), sementara pendapatan bruto Gojek naik 31 persen atau setara Rp 3,5 triliun. Nilai GTV dari layanan e-commerce lewat Tokopedia naik 15 persen YoY menjadi Rp 69,9 triliun, dan pendapatan bruto juga tumbuh 27 persen YoY menjadi Rp 2,2 triliun.

Sementara itu GTV dari lini fintech melalui mencatatkan kenaikan GTV sebesar 78 persen atau setara Rp 97,1 triliun dan pendapatan bruto naik 48 persen YoY menjadi Rp 400 miliar secara YoY.

Membaiknya performa GoTo bahkan mendorong sejumlah perusahaan sekuritas mengubah rekomendasi atas saham GoTo dari jual menjadi beli (sell to buy) di penghujung 2022.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...