Merdeka Battery Realisasikan Dana IPO untuk Bayar Utang Rp 4,5 Triliun

Patricia Yashinta Desy Abigail
1 Juli 2023, 12:29
merdeka battery, mbma, ipo, bayar utang
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawan berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/5/2023).

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan realisasi dana hasil initial public offering atau IPO sampai dengan akhir Mei 2023 telah mencapai 53% dari hasil bersih dana IPO perusahaan. Realisasi dana IPO disampaikan oleh perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022.

Rinciannya dana IPO digunakan untuk pembayaran seluruh pokok utang kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan ING Bank N.V., cabang Singapura. Masing-masing dibayarkan senilai US$ 225 juta dan US$ 75 juta, jika dikalkulasikan setara dengan Rp 4,46 triliun.

Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan mengatakan, dana IPO lainnya digunakan untuk modal kerja perseroan seperti biaya karyawan, biaya jasa profesional dan biaya keuangan.

"Dana IPO membiayai modal kerja PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang merupakan entitas anak perseroan, seperti pembelian bahan baku utama, bahan baku pembantu, biaya listrik, serta biaya karyawan," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (1/7).

Selain itu, para pemegang saham MBMA melalui RUPST turut menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2022 yang mayoritas dialokasikan untuk memperkuat modal perusahaan.

MBMA mencatat pendapatan sebesar US$ 455,74 juta dengan laba tahun berjalan senilai US$ 37,85 juta sepanjang tahun 2022. Di sisi lain total aset perusahaan telah mencapai sebesar US$ 2,42 miliar hingga akhir 2022.

Devin mengatakan perusahaan optimis kinerja MBMA akan bertumbuh positif di 2023. Peningkatan pendapatan diproyeksikan akan berasal dari beroperasinya pabrik smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN yang memiliki target kapasitas terpasang 50.000 ton Ni dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.

Proyeksi naiknya pendapatan karena proyek AIM dan PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM), yang 60% sahamnya baru saja diakuisisi oleh perseroan.

"Smelter RKEF ZHN dan proyek AIM diharapkan akan berproduksi setelah proses pembangunannya rampung pada pertengahan kedua tahun 2023," katanya.

Adapun HNMI akan menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70% nikel dengan memproses low-grade nickel matte yang di produksi smelter RKEF. Nikel matte merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan Nikel Kelas 1.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...