Cetak Rekor Baru, PLN Raih Laba Rp 22,07 Triliun pada 2023
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaporkan kinerja usaha untuk tahun buku 2023 dengan torehan positif. Perusahaan listrik pelat merah ini, mencatatkan laba bersih sebesar Rp 22,07 triliun.
Raihan laba PLN pada 2023 ini merupakan pencapaian laba bersih terbesar dalam sejarahnya. Dengan hasil positif yang diraih sepanjang tahun lalu, PLN juga tercatat mencetak hattrick keuntungan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, kinerja positif yang diraih PLN ini tidak lepas dari kinerja pendapatan usaha yang naik signifikan, sebesar 10,48% menjadi Rp 487,38 triliun. Seluruh akun dalam pendapatan usaha sepanjang tahun lalu mencatatkan kenaikan yang signifikan.
Penjualan listrik misalnya, tercatat naik 7,11% menjadi Rp 333,19 triliun dari sebelumnya Rp 311,05 triliun. Ini dicapai berkat kenaikan pertumbuhan penjualan listrik sebesar 5,36%, dari 273,76 Terra Watt hour (TWh) pada 2022 menjadi 288,44 TWh pada tahun 2023.
Penjualan listrik tertinggi diperoleh dari sektor bisnis dan industri, yaitu mencapai 145,70 TWh atau meningkat 6,69 TWh dibandingkan tahun sebelumnya 2022. Kemudian, sektor rumah tangga tercatat mencapai 122,34 TWh atau meningkat 6,24 TWh dibandingkan 2022. Sementara, sektor lainnya mencapai 20,4 TWh atau meningkat 1,75 TWh dibanding tahun sebelumnya.
Kinerja PLN sepanjang tahun lalu juga ditopang pembayaran subsidi listrik dari pemerintah, yang tercatat sebesar Rp 68,63 triliun. Pada tahun sebelumnya, pendapatan dari subsidi tercatat sebesar Rp 58,83 triliun.
Sebagai informasi, pendapatan subsidi merupakan pendapatan dari pemerintah atas selisih antara biaya yang diperbolehkan ditambah margin 7% dengan harga jual aktual per masing-masing golongan tarif kecuali untuk golongan tarif yang telah mendapatkan penyesuaian tarif otomatis menurut Peraturan Menteri ESDM No. 3 Tahun 2020 tentang perubahan ke-4 atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016.
Peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh.
Bisnis tersebut, antara lain penyediaan energi primer untuk pembangkit swasta, jasa jaringan telekomunikasi, pemeliharaan infrastruktur kelistrikan, penyewaan peralatan dan infrastruktur kelistrikan, hingga layanan kajian proyek kelistrikan untuk badan usaha lain.
Sepanjang 2023, bisnis beyond kWh ini sukses menyumbang pendapatan sebesar Rp 10,27 triliun. Angka ini naik 52,57% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 6,73 triliun.
Dalam keterangan resmi, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pertumbuhan penjualan listrik tidak lepas dari strategi innovative marketing yang dijalankan oleh perusahaan.
Ia menjelaskan, melalui strategi intensifikasi PLN hadir memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. Misalnya, adanya program promo biaya tambah daya untuk memudahkan pelanggan yang ingin meningkatkan penggunaan listrik yang produktif.
Perusahaan juga menghadirkan program akuisisi captive power, yang mengajak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN.
Selain itu, PLN juga menjalankan strategi ekstensifikasi melalui penciptaan demand listrik baru, untuk merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air.
"Dari seluruh strategi intensifikasi yang dijalankan, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 9,99 TWh. Sementara, melalui ekstensifikasi penjualan listrik meningkat sebesar 4,68 TWh," kata Darmawan.