Blue Bird (BIRD) Bukukan Laba Rp 263,01 Miliar di Semester I 2024
Emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD), membukukan kinerja positif sepanjang semester I 2024 dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 263,01 miliar. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan laba sebesar 1,4% jika dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar Rp 259,45 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih Blue Bird juga naik 11,3% menjadi Rp 2,32 triliun pada semester I 2024. Pada periode yang sama sebelumnya 2023 BIRD membukukan pendapatan Rp 2,09 triliun.
Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono menyatakan bahwa hasil positif ini mencerminkan keberhasilan perusahaan untuk tetap relevan dengan kebutuhan konsumen. Pengembangan teknologi menjadi bagian penting dari transformasi perusahaan untuk terus menyediakan solusi mobilitas yang inovatif dan memenuhi Standar Nyaman Indonesia (SNI).
“Kami telah bertransformasi menjadi perusahaan mobilitas yang relevan serta mengedepankan praktek bisnis yang mendukung keberlanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (30/7).
Secara rinci, pendapatan dari pihak ketiga armada taksi setelah biaya tambahan dan dikurangi potongan harga berkontribusi sebesar Rp 1,70 triliun per semester I 2024. Nilai tersebut naik 8,7% dari Rp 1,57 triliun dari Juni 2023.
Kemudian, sewa armada dan pengemudi setelah dikurangi potongan harga naik 14,9% menjadi Rp 562,83 miliar per Juni 2024. Lebih lanjut, BIRD mencatat komisi lelang berkontribusi Rp 15,05 miliar, penjualan kendaraan Rp 27,49 miliar, sewa gedung Rp 1,73 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 18,04 miliar.
Apabila melihat dari sisi neraca, total aset BIRD naik 2,6% mencapai Rp 7,77 triliun pada semester I 2024. Total liabilitas perusahaan juga naik 8,2% menjadi Rp 2,10 triliun. Di sisi lain, ekuitas Blue Bird juga naik tipis 0,6% menjadi Rp 5,66 triliun per Juni 2024.
Inovasi Blue Bird
Di tengah persaingan ketat dengan transportasi online, Blue Bird berinovasi dalam bisnisnya, seperti meningkatkan penggunaan armada yang didukung oleh aplikasi My Blue Bird. Sejak pandemi, aplikasi ini mencatatkan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) hingga empat kali lipat.
My Blue Bird juga meluncurkan fitur Fixed Price yang memberikan kepastian harga selain menggunakan argometer. Ada juga fitur My Blue Bird Subscription yang menawarkan berbagai paket perjalanan sesuai kebutuhan konsumen, menjadikan mobilitas Standar Nyaman Indonesia (SNI). Perusahaan juga memperluas bisnisnya di segmen layanan shuttle dengan Cititrans Bus Line, yang memenuhi kebutuhan perjalanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan standar baru SNI.
Perusahaan juga menegaskan komitmen terhadap mobilitas berkelanjutan. Hal ini tercermin pada pengurangan emisi sebesar 175.000 ton karbon hingga Juni 2024, berkat adopsi kendaraan listrik, CNG, dan penggunaan panel surya. Lebih jauh lagi, Bluebird memperluas penggunaan panel surya dan membuka fasilitas pengisian daya kendaraan listrik umum di Bali.