The Fed Ramal Pemulihan Ekonomi Akibat Corona Bakal Lama dan Sulit

Agustiyanti
13 April 2020, 12:07
pandemi corona, virus corona, pemulihan ekonomi, kurva V, krisis ekonomi global, krisis, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Bank Sentral AS, The Federal Reserve menggelontorkan stimulus lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan satu dekade lalu, saat krisis keuangan 2008.

"Penyerapan pada program asuransi pengangguran adalah hal yang baik, karena itu berarti orang-orang yang terganggu oleh penutupan kegiatan akibat virus ini dapat meperoleh bantuan tunai," kata Bullard.

(Baca: Berburu Utang Global di Tengah Corona, Bunga Tinggi Bayangi Indonesia)

Tak Ada Kekhawatiran Moral Hazard

Langkah agresif Bank Sentral AS menggelontorkan triliunan dolar AS untuk menahan dampak kejatuhan ekonomi memiliki perbedaaan penting dengan saat krisis keuangan 2008. Hampir tak ada kekhawatiran terhadap moral hazard.

Bank Sentral AS melakukan stimulus lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan satu dekade lalu, saat mereka juga dituntut mengcurukan langkah darurat untuk menolong ekonomi Negara Paman Sam tersebut. Pada 2007-2009, para pembuat kebijakan AS menentang stimulus yang akan dikeluarkan The Fed, menyebut langkah tersebut tak memberikan efek jera pada lembaga keuangan yang tak berhati-hati dalam mengambil risiko.

Bagaimana The Fed bertindak saat krisis keuangan 2008 masih menjadi bahasan politik, meski krisis telah berakhir selama bertahun-tahun.

Namun, kondisi berbeda terjadi saat ini. Dalam sebuah pidato pada Kamis (13/4) Powell menjelaskan bahwa ia tidak menghadapi gelombang kritik kali ini, baik di antara pembuat kebijakan bank sentral atau koridor kekuasaan yang lebih luas. Prioritas saat ini adalah membantu orang-orang yang bukan karena kesalahan mereka sendiri telah kehilangan pekerjaan, setidaknya untuk sementara, karena permintaan pemerintah agar mereka diam di rumah guna mencegah penyebaran virus corona.

“Orang-orang melakukan pengorbanan untuk kebaikan bersama. Kita harus membuat mereka utuh. Mereka tidak menyebabkan ini. Bisnis mereka tidak ditutup karena kesalahan yang mereka lakukan. Mereka tidak kehilangan pekerjaan karena kesalahan yang mereka lakukan," kata dia.

(Baca: Harga Emas Dunia Turun, Logam Mulia Antam Naik Jadi Rp 952 Ribu/Gram)

Dalam waktu kira-kira sebulan, The Fed telah meluncurkan sembilan program penanggulangan krisis, sebagian lama dan sebagian merupakan program baru. Kebijakan-kebijakan tersebut dirancang untuk menjaga kredit mengalir ke bisnis dan rumah tangga dengan cara menopang likuiditas di pasar keuangan.

Ekonom di Citigroup Global Markets dalam sebuah catatan pekan lalu mengatakan risalah pertemuan darurat The Fed "diperkirakan mencerminkan langkah pembuat kebijakan yang bersatu dan bersedia menggunakan semua alat yang tersedia untuk mendukung perekonomian. Namun, sedikit memperhatikan efek tingkat kedua atau bahaya moral.

Amerika Serikat saat ini merupakan negara dengan kasus positif virus corona terbesar di dunia mencapai  lebih dari 500 ribu orang. Sebanyak 22 ribu orang AS telah meninggal akibat pandemi ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...