Inflasi Terjaga, BI Diproyeksi Tetap Tahan Suku Bunga di Level 6%

 Zahwa Madjid
21 Februari 2024, 08:08
suku bunga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
Button AI Summarize

Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung selama dua hari, 20-21 Februari 2024. Pengumuman terkait kebijakan suku bunga ini akan dirilis pada Rabu (21/2) pukul 14.00 WIB.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan, suku bunga BI atau BI Rate akan bertahan pada level 6% karena kebijakan saat ini masih mampu menjaga inflasi serta stabilitas nilai tukar rupiah.

"Sekalipun inflasi inti diperkirakan akan tetap terkendali namun terdapat potensi peningkatan inflasi harga bergejolak yang didorong oleh gangguan produksi pangan terutama beras di tengah faktor cuaca el nino yang dihadapi,” ujar Joshua kepada Katadata.co.id, Rabu (21/2).

Selain el nino, potensi penyesuaian tarif cukai plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan pada tahun ini juga berpotensi berdampak pada peningkatan inflasi secara moderat.

Di sisi lain, Josua menyebut, upaya stabilitas nilai tukar rupiah, penguatan dolar AS beberapa waktu belakangan ini, dipengaruhi oleh ekspektasi high for longer dari suku bunga The Fed yang mempertimbangkan kondisi inflasi AS yang cenderung tinggi dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang solid.

“Selain itu, ekspektasi penurunan surplus perdagangan Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global terutama Cina, berpotensi mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan di tahun 2024 ini,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Josua memperkirakan suku bunga BI berpotensi turun pada semester II 2024 dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah.

BI Diminta Tetap Tahan Suku Bunga

Sementara Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) meminta BI tetap mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

LPEM FEB UI mempertimbangkan kebijakan The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% hingga 5,50% pada Januari 2024. Hal ini menandai empat bulan berturut-turut The Fed tidak mengubah tingkat suku bunganya.

Ketua The Fed Jerome Powell juga mengindikasikan penurunan suku bunga pada bulan Maret tidak mungkin terjadi, kecuali ada jaminan target inflasi AS sebesar 2% akan tercapai. “Kami menilai, BI sebaiknya mempertahankan BI Rate di level 6% pada bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” tulis riset LPEM FEB UI.

Di sisi lain, inflasi umum turun menjadi 2,57% yoy pada Januari 2024, mendekati titik tengah target baru sebesar 2,5%. Menurunnya dampak el nino terhadap harga pangan, penyaluran bansos untuk mengendalikan volatilitas pangan, dan berkurangnya dampak musiman akhir tahun, akan mendorong penurunan inflasi pada bulan pertama tahun 2024.

Dalam beberapa bulan mendatang, tim riset menilai ada tekanan inflasi karena peningkatan konsumi masyarakat dalam libur panjang di bulan Februari 2024 dan kenaikan harga pangan menjelang musim ramadan.

Selain pangan, kenaikan permintaan diperkirakan akan terjadi pada kelompok pengeluaran untuk pakaian dan mobilitas masyarakat menjelang ramadan dan idulfitri.

“Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan lebih krusial dalam mengendalikan inflasi, terutama tekanan dari komoditas pangan, mengingat komoditas pangan saat ini memiliki porsi yang lebih besar dari total konsumsi pada Survei Biaya Hidup (SBH),” tulis riset tersebut.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...