Ekonomi Tiongkok Berpotensi Terpangkas 1% akibat Wabah Virus Corona
“Situasi ketenagakerjaan tidak optimis. Ini juga akan menimbulkan tantangan serius bagi tujuan kebijakan makro 'pekerjaan pertama', ”katanya.
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan pada Senin (10/2) bahwa pemerintah akan mencegah PHK skala besar. Bank sentral juga telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomian, termasuk mengurangi suku bunga dan membanjiri pasar dengan likuiditas.
Lembaga pemeringkat global, Standard and Poors (S&P) sebelumnya menurunkan proyeksi pertumbuhan Tiongkok pada tahun ini dari sebelumnya 5,7% menjadi 5%. Wabah virus corona diperkirakan membuat perekonomian Negara Tembok Raksasa ini melambat dari posisi tahun lalu sebesar 6,1%.
(Baca: Dampak Virus Corona, S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok)
Menurut lembaga tersebut, dampak wabah virus corona terhadap ekonomi Tiongkok akan sangat terasa pada kuartal pertama tahun ini. Sedangkan pemulihan ekonomi bakal terjadi pada kuartal ketiga tahun ini.
Proyeksi S&P dibuat dengan asumsi dasar bahwa krisis virus corona akan stabil secara global pada Maret 2020 dengan hampir tidak ada penyebaran baru pada April.
Total korban Tewas di daratan Tiongkok hingga Senin (10/2) mencapai 1.016 orang. Kemudian terdapat dua orang tewas di Filipina dan Hong Kong.
Terdapat lebih dari 40 ribu kasus infeksi yang sebagian besar berada di Provinsi Hubei, Tiongkok. Provinsi tersebut kini tengah diisolasi dengan penutupan akses jalur transportasi, baik darat maupun udara.