Di Depan DPR, BI Janji Tak akan Biarkan Rupiah Terlalu Kuat

Agatha Olivia Victoria
27 Januari 2020, 20:16
bank indonesia, penguatan rupiah, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor.
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai penguatan rupiah saat ini masih sesuai fundamentalnya.

Perry memerinci pada tahun lalu, dana asing masuk sebesar US$ 5,2 miliar pada kuartal pertama, US$ 4,6 miliar pada kuartal kedua, US$ 4,8 miliar pada kuartal ketiga, dan US$ 6,36 miliar pada kuartal keempat.

Menurut Perry, meski penguatan rupiah tak sebanding dengan baht Thailand dan peso Filipina, rupiah cukup perkasa di Asia pada tahun lalu. "Negara lain seperti Lira Turki justru depresiasi," ucap dia.

(Baca: BI Optimistis Ekspor Meningkat Tahun Ini, Berikut Faktornya)

Sementara pada awal tahun ini, rupiah tercatat paling perkasa di Asia. Adapun baht  justru melemah 3,27% dan peso turun 0,39%.

Meski banyak yang khawatir dengan penguatan rupiah, Perry menekankan bahwa apresiasi rupiah saat ini sangat menguntungkan momentum pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan, penguatan rupiah  dapat mendorong impor dan investasi dalam negeri yang penting untuk ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Menurut Perry, ekspor elektronik hingga mobil membutuhan kandungan impor yang sagat tinggi. Tak hanya itu, penguatan rupiah diyakini ia akan berdampak kepada penerimaan eksportir cukup bagus. "Ini karena volume bagus dan harga komoditas perdagangan bagus," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...