Pemerintah Khawatir Kemarau Panjang akan Kerek Inflasi

Michael Reily
10 Juli 2019, 20:56
kekeringan, harga pangan, inflasi
ANTARA FOTO/Siswowidodo
Petani merawat tanaman di lahan yang mengering di Waduk Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Pemerintah mengkhawatirkan dampak kemarau panjang terhadap harga bahan pangan dan inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan inflasi pada semester I 2019 berada pada level 3,28%. Dia berharap kinerja pasokan dan harga komoditas bakal berada di bawah target pemerintah untuk inflasi 2019 sebesar 3,5%. Dia menyebutkan pangan bergejolak yang berpengaruh selama enam bulan adalah cabai.

Suhariyanto mengungkapkan antisipasi kemarau panjang dilakukan dengan sistem distribusi yang lebih baik. "Contohnya, jalur distribusi yang lebih efisien serta persiapan komoditas untuk komoditas yang mudah busuk. Kita persiapkan dengan matang," katanya.

Menurut data BPS untuk Juni 2019, kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi adalah bahan makanan dengan kontribusi 0,38%. Komoditas yang dominan dalam andil inflasi Juni 2019 adalah cabai merah 0,2%, ikan segar 0,05%, tomat sayur 0,04%, dan bayam 0,02%.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan bahwa pasokan beras yang ada di gudang Bulog sekitar 2 juta ton. Sehingga, dia memastikan pemerintah sudah memiliki stok beras yang banyak untuk mengantisipasi inflasi hingga tahun 2019 berakhir.

(Baca: Kementan Pastikan Stok Bahan Pangan Aman dan Harga Stabil)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...