BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan di 6% Bulan Ini
"Bukannya BI tidak pro pertumbuhan ekonomi. Masalahnya, kami perlu melihat bagaimana kondisi pasar keuangan global dan neraca pembayaran," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Kondisi pasar global, menurut Perry, masih diliputi ketidakpastian imbas perang dagang, Brexit dan masalah geopolitik. Hal ini membuat pasar keuangan rentan mengalami pembalikan arus modal asing.
Perry menambahkan, hal tersebut juga memberikan risiko pembiayaan dari defisit transaksi berjalan. Menurut dia, secara musiman pada kuartal kedua defisit transaksi berjalan lebih tinggi dari kuartal lainnya. Hal ini karena adanya pembayaran utang, repatriasi, dividen dan pembayaran bunga yang dilakukan oleh korporasi.
(Baca: Spekulasi BI akan Pangkas Bunga Acuan pada Pekan Depan Makin Menguat)
Ia berharap di semester dua tahun ini ketidakpastian global akan mereda agar di kuartal mendatang defisit transaksi berjalan akan turun. Selain itu, Perry juga berharap modal asing dapat terus masuk guna mendorong stabilitas ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan BI atau BI 7-days reverse Repo Rate berada di level 6% dengan suku bunga lending facility 6,75% dan deposit facility sebesar 5,25%.