Harga Gabah Anjlok Akibat Panen Raya dan Cuaca Buruk
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2019 harga gabah secara nasional turun dibandingkan Februari 2019. Penurunan harga diduga disebabkan oleh suplai yang melimpah dan menurunnya kualitas gabah.
Seperti diketahui, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Maret 2019 turun 9,98% dibanding bulan sebelumnya, dari Rp 5.114 per kg menjadi Rp 4.604 per kg. Lalu, harga gabah kering giling (GKG) turun 5,11% dari Rp 5.828 per kg menjadi Rp 5.530 per kg. Sedangkan harga gabah kualitas rendah turun 6,93% dari Rp 4.616 per kg menjadi Rp 4.296 per kg.
(Baca: BPS: Nilai Tukar Petani Maret 2019 Turun 0,21%)
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, suplai gabah yang melimpah disebabkan oleh masa panen raya yang membuat harga turun. "Selain itu, (harga gabah turun) karena musim yang tidak terlalu bagus, berpengaruh pada kualitas gabah. Itu berimplikasi pada harga gabah di Maret 2019,” kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, saat menggelar konferensi pers, Senin (1/4).
Kondisi ini, dinilai oleh Suhariyanto sangat buruk karena harga gabah di beberapa daerah sudah berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), di mana Badan Urusan Logistik (Bulog) menyerap gabah di harga HPP yaitu Rp 3.700 per kg.
"Ada beberapa daerah yang harga gabahnya justru menyedihkan. Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah," kata Suhariyanto.
(Baca: Harga Tiket Naik, Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun 15,5%)
Salah satu daerah yang harganya di bawah HPP adalah Nusa Tenggara Barat (NTB). Harga terendah untuk GKP pada daerah tersebut pernah tercatat di harga Rp 3.200 per kg. Sementara, harga gabah kualitas rendah di daerah tersebut pernah menyentuh harga Rp 3.300 per kg.
Harga gabah yang turun ini, berefek pada turunnya harga beras di masyarakat. Pada Maret 2019, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan Rp 9.815 per kg, turun 1,93% dibandingkan bulan sebelumnya. Lalu, rata-rata harga beras kualitas medium Rp 9.555 per kg, turun 2,49%. Rata-rata harga beras kualitas rendah Rp 9.271 per kg, turun 2,15%.
Dengan harga beras yang turun ini, maka terjadi deflasi pada harga beras sebesar 0,03%. Hal itu menahan inflasi di Maret 2019 sebesar 0,11%. Karenanya, kelompok bahan makanan mampu nahan inflasi sebesar 0,01% pada Maret 2019, bersama penurunan harga daging ayam ras dan ikan segar.
(Baca: Inflasi Maret 2019 Sebesar 0,11%, Salah Satunya Karena Tiket Pesawat)
Untuk bisa mengelola harga beras ke depannya, Suhariyanto mengatakan, perlu adanya pengelolaan stok beras di bulan-bulan berikutnya. Menurutnya, meski panen raya terjadi pada bulan Maret, namun bulan ini masih akan ada beberapa panen yang terjadi.
"Kalau kami bisa kelola stok beras di April, harga beras terkendali. Sekarang kuncinya mengelola stok," katanya.