Defisit Anggaran Melebar, Capai Rp 45,7 Triliun per Januari 2019

Rizky Alika
21 Februari 2019, 10:49
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 86 triliun atau tumbuh 8,9% dibandingkan periode sama tahun lalu. Penerimaan tersebut terutama ditopang oleh penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) migas yang tumbuh sebesar 38,2% (yoy), serta PPh non-migas yang tumbuh sebesar 19,1% (yoy). Sementara itu, penerimaan dari PPN justru turun 9,2% (yoy).

(Baca: Efek Semu Terlampauinya Target Penerimaan Negara 2018)

Di sisi lain, penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 3,8 triliun, atau tumbuh 8,6% (yoy). Rinciannya, penerimaan cukai sebesar Rp 500 miliar atau tumbuh 36,5% (yoy). Pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan Januari 2018 yang sebesar 48,3% (yoy).

Kemudian, bea masuk sebesar Rp 2,9 triliun atau tumbuh 5,2% (yoy). Pertumbuhan tahunan ini lebih rendah dibandingkan Januari 2018 yang mencapai 13,7%.

Lalu, bea keluar sebesar Rp 300 miliar atau turun 10,4% (yoy). Ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan 18,4% pada Januari 2018. "Bea keluar tumbuh negatif karena salah satu perusahan pertambangan volume ekspornya menurun," kata Sri Mulyani.

Dari sisi belanja, realiasi belanja tercatat mencapai Rp 153,8 triliun atau 6,3% dari target yang sebesar Rp 2.461,1 triliun. Belanja tersebut tercatat meningkat 10,32% (yoy). Realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah sebesar Rp 76,1 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 77,7 triliun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...