Genjot Sektor Pariwisata, Ini Usulan Kebijakan dari Ekonom & Pengusaha

Rizky Alika
14 Februari 2019, 13:31
Pantai Mandalika, NTB
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu kunci untuk perbaikan cepat defisit transaksi berjalan.

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan selain pembangunan infrastruktur dan dan fasilitas fiskal, pemerintah perlu memfasilitasi kerja sama antara pemain lokal dan investor untuk pengembangan pariwisata.

Kerja sama tersebut penting lantaran pengembangan sektor pariwisata membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membuat resor hingga pusat hiburan. Kerja sama itu juga bisa menambah keyakinan investor untuk berinvestasi.

"Terlebih lagi bila investor harus ‘berjudi’ untuk menginvestasikan dananya di lokasi baru yang masih jarang dikunjungi orang," ujarnya.

(Baca: Laju Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara Melemah, Maluku dan Papua Menguat )

Defisit transaksi berjalan mencapai US$ 31,1 miliar atau 2,98% terhadap PDB, tahun lalu. Ini nyaris mendekati batas aman 3% PDB. Defisit sempat mencapai 3,18% PDB pada 2013, namun kemudian berangsur turun menjadi 2,95% pada 2014, lalu 2,03% pada 2015, kemudian 1,82% pada 2016, dan 1,6% pada 2017.

Defisit pada transaksi berjalan menunjukkan pasokan valuta asing (valas) dari ekspor barang dan jasa tak mampu menutup kebutuhan valas untuk impornya. Ini menjadi faktor pemberat kurs rupiah setiap terjadi pembalikan modal asing dari pasar keuangan domestik. Maka itu, pengendalian defisit transaksi berjalan jadi fokus pemerintah.

(Baca: BI Nilai Pariwisata Jadi Kunci Penyehatan Neraca Transaksi Berjalan)

Pengembangan sektor pariwisata pun disebut berbagai pihak sebagai solusi cepat untuk meredam defisit tersebut. Adapun berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 14,11 miliar sepanjang 2018. Devisa ini tercatat dalam neraca transaksi berjalan sebagai ekspor perjalanan.

Jumlah sumbangan devisa tersebut terus meningkat. Pada 2017, sumbangannya tercatat sebesar US$ 13,1 miliar, sebelumnya pada 2016 sebesar US$ 11,2 miliar, dan 2015 sebesar US$ 10,76 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...