Utang Mahal, Sri Mulyani Minta Kemenhub Buat Proyek Menguntungkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membuat program dan proyek yang memiliki return yang bagus alias menguntungkan. Sebab, pembiayaan semakin mahal seiring meningkatnya suku bunga acuan.
“Waktu bunga acuan rendah dan likuiditas banyak, proyek apapun jadi terlihat menarik. Bahkan yang tidak mutu jadi keren karena cost of money sangat murah. Sekarang harus hati-hati suku bunga naik, kalau di sana (Amerika Serikat) 3,25%, pasti Indonesia lebih tinggi,” kata dia saat Penutupan acara Reform Leadership Training di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (22/10).
Ia mengingatkan, bila tidak membuat program dengan return yang bagus, maka beban yang ditanggung pemerintah bisa dua kali lipat. “Pertama uang dipakai untuk hal tidak terlalu bagus, kedua bayarnya makin mahal,” ujarnya.
(Baca juga: Realisasi Utang Turun 25%, Sri Mulyani: Pengelolaan Semakin Hati-hati)
Selain itu, ia juga meminta Kemenhub untuk mengoptimalkan pemanfaatan barang-barang milik negara. “Aset yang tidak digunakan secara maksimal, saya minta dihitung valuasi ekonominya berapa? Apa perlu itu? Apakah aset ini tidak bisa dipakai lebih baik lagi (untuk menyokong pembiayaan) di aset yang lain?” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia sempat menyinggung kembali soal perekonomian dunia yang tengah diliputi ketidakpastian. Ia menjelaskan, pada 2008, AS mengalami krisis ekonomi yang mendorong bank sentralnya mencetak dolar serta menurunkan suku bunga acuan hingga 0,25% untuk menggerakkan ekonomi.
(Baca juga: Rasio Utang Pemerintah Tembus 30% terhadap PDB, Amankah?)
Sepuluh tahun kemudian, perekonomian AS mengalami pemulihan sehingga kebijakan yang diambil berlawanan dengan situasi 2008 lalu. AS menarik pulang dolar dengan menaikkan suku bunganya. Alhasil, likuiditas global mengetat. "Dulu AS gelontorin uang, sekarang disedot tapi pengaruhnya kayak puting beliung," ujar dia.
Maka itu, ia menekankan perlunya kewaspadaan terhadap perubahan yang terjadi. "Kita harus berpikir keras tanpa harus ketakutan karena tantangan besar," ujarnya.
Bank Indonesia (BI) telah mengerek suku bunga acuan total 150 basis poin ke level 5,75% sepanjang tahun ini. Hal itu untuk mengakomodir kenaikan bertahap bunga acuan AS. BI berharap langkah tersebut bakal membuat pasar keuangan domestik lebih berdaya tarik, sehingga mampu meredam risiko arus keluar dana asing.
Adapun sepanjang tahun ini, imbal hasil surat utang negara (SUN) melonjak seiring aksi jual oleh asing, kenaikan imbal hasil US Treasury, hingga pelemahan kurs rupiah. Saat berita ini ditulis, imbal hasil SUN tenor 10 tahun berada di level 8,6% naik 234,5 basis poin dibandingkan posisi awal tahun ini (year to date/ytd); imbal hasil SUN tenor lima tahun sebesar 8,51%,naik 255,3 basis poin (ytd); sedangkan imbal hasil SUN tenor 2 tahun sebesar 7,65%, naik 211,4 basis poin (ytd).