Ini Perkiraan Tambahan Inflasi Bila Harga Premium Jadi Naik

Image title
10 Oktober 2018, 22:56
Premium pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA
Petugas SPBU mengisikan bahan bakar jenis premium kepada kendaraan pelanggan di Jakarta.

Ia menjelaskan, kenaikan harga premium akan berdampak pada ekonomi sektoral lewat naiknya biaya transportasi. Sektor yang terdampak seperti perkebunan, pertambangan, industri semen, serta makanan dan minuman. Harga produk yang dihasilkan otomatis terkerek naik. Pada gilirannya, kondisi ini bisa memengaruhi daya beli masyarakat.

Di luar itu, ia menyebut kenaikan inflasi juga bisa berdampak pada meningkatnya biaya pinjaman. Penyebabnya, kenaikan inflasi bakal mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Saat ini, suku bunga acuan berada di level 5,75%. Kenaikan suku bunga acuan juga diperlukan untuk menjangkar inflasi agar tidak bergerak liar.

Rencana kenaikan harga premium ini mengikuti kenaikan harga Pertamax, Pertamax Dex, dan Pertamax Turbo. Kenaikan BBM jenis tersebut berlaku mulai Rabu (10/10) di seluruh Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU), kecuali wilayah yang terkena bencana alam seperti di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.

Di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, harga Pertamax Rp 10.400 per liter dari sebelumnya Rp 9.500 per liter. Lalu, Pertamax Turbo naik Rp 1.550 per liter menjadi Rp 12.250 per liter. Pertamina Dex naik menjadi Rp 11.850 per liter dari sebelumnya Rp 10.500 per liter, Dexlite naik dari Rp 9.000 per liter jadi Rp 10.500 per liter. Adapun harga Biosolar Non PSO kini Rp 9.800 per liter, awalnya Rp 7.700 per liter.

Adapun kenaikan harga BBM jenis ini diprediksi ekonom tidak akan banyak berdampak pada inflasi. Sebab, yang memiliki bobot besar dalam perhitungan inflasi transportasi yaitu premium dan Pertalite.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...