Ekonom Prediksi Pilkada Serentak Dongkrak Ekonomi 2018
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede lebih optimistis. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2-5,3% di 2018. Penyokongnya, kenaikan konsumsi masyarakat, sebagai efek positif dari Pilkada dan imbas program padat karya yang akan dilaksanakan pemerintah.
Ekonom dan/atau Instansi | Proyeksi | |
2017 | 2018 | |
Pemerintah | 5,1-5,17 % | 5,4 % |
BI | 5,14 % | 5,1-5,5 % |
Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja | 5,1 % | 5,3 % |
Ekonom Bank Permata Josua Pardede | 5-5,1 % | 5,2-5,3 % |
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih | 5,05%–5,08% | 5,15 % |
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi | 5,1 % | 5,4 % |
IMF | 5,1 % | 5,3 % |
Bank Dunia | 5,1 % | 5,3 % |
Adapun Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti meyakini selain investasi swasta, belanja pemerintah juga bakal membantu pemulihan ekonomi. Belanja untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan yang sebesar Rp 292,8 triliun diyakini bakal membantu daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.
Begitu juga dengan anggaran infrastruktur sebesar Rp 409 triliun, diharapkan akan menambah penyerapan tenaga kerja. “Pemulihan ekonomi tahun depan semestinya akan didorong oleh perbaikan dari sisi investasi. Namun tetap perlu juga peran pemerintah, yakni dengan mempercepat distribusi bansos dan meningkatkan belanja utama yaitu di infrastruktur,” kata dia. (Baca juga: Target Pengangguran Meleset, Pemerintah Antisipasi Imbas E-Commerce)
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga memprediksi ekonomi Indonesia bakal membaik. Namun, kemungkinan hanya akan mencapai 5,3%. Menanggapi prediksi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah fokus menjaga pertumbuhan investasi dan ekspor. Harapannya, target pemerintah bisa tercapai.