Investasi di Indonesia Masih Atraktif, Kurs Rupiah Berpeluang Menguat

Desy Setyowati
5 Oktober 2017, 16:44
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Peluang penguatan rupiah juga disampaikan Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Damhuri Nasution. Hal itu dengan melihat tren defisit transaksi berjalan dan inflasi yang rendah.

Selain itu, kinerja emiten juga belum maksimal mengikuti pertumbuhan ekonomi yang meningkat ke atas 5%. Itu artinya, peluang ekspansi oleh korporasi ke depan masih besar sehingga FDI semestinya tetap tinggi dan menyokong pergerakan nilai tukar rupiah.

Menurut dia, nilai tukar rupiah saat ini juga belum mencerminkan fundamental ekonomi. Maka itu, penguatan nilai tukar masih terbuka lebar. "Saat ini rupiah juga masih undervalued (terlalu lemah) dibanding dengan nilai fundamentalnya sekitar Rp 12.500-Rp 13.000 per dolar AS," kata dia.

Meski begitu, ia mengakui sejumlah kondisi eksternal masih akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Kondisi eksternal yang dimaksud di antaranya kebijakan bank sentral AS hingga ketegangan geopolitik seperti yang terjadi di Korea Utara ataupun di Timur Tengah.

Namun, dengan peringkat layak investasi yang dimiliki Indonesia, ia optimistis modal asing tetap mengalir ke dalam negeri sehingga nilai tukar rupiah semestinya tetap berpeluang menguat. "Indonesia sudah dapat rating layak investasi dan Standard and Poor's (S&P) dan jangan lupa jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) bursa saham menguat. Ini semestinya juga rupiah menguat," kata Damhuri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...