Defisit Anggaran Hampir 3%, Pemerintah Tambah Surat Utang

Desy Setyowati
6 Juli 2017, 18:57
Darmin Sri Mulyani
Arief Kamaludin | Katadata

"Kalau anggaran (belanja terserap) 100 persen, maka defisit anggaran 2,92 persen. Namun kami yakin realisasinya antara 96-97 persen, sehingga defisit anggaran (diproyeksikan) hanya 2,67 persen," kata Darmin dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (6/7).

Darmin menjelaskan defisit anggaran melebar karena proyeksi pendapatan negara yang turun Rp 36,2 triliun menjadi Rp 1.714,1 triliun. Penerimaan pajak negara seret, pada semester pertama baru tercapai Rp 571,9 triliun atau 38,2 persen dari target.

(Baca: Penerimaan Seret, Pemerintah Turunkan Target Pajak Rp 50 Triliun)

Sementara itu belanja negara naik Rp 30,9 triliun yang disumbang pos kementerian/lembaga (K/L) Rp 9,5 triliun dan non-kementerian/lembaga Rp 26,5 triliun. Besarnya peningkatan belanja non-KL disumbang oleh membengkaknya anggaran subsidi energi sebesar Rp 25,8 triliun menjadi Rp 103,1 triliun. Sementara anggaran subsidi non-energinya justru berkurang Rp 3,7 triliun.

Selain melebarkan defisit, pemerintah juga memangkas anggaran belanja Rp 16 triliun. "Penghematan belanja KL dilakukan dengan realokasi belanja barang jadi belanja yang lebih produktif dan mendesak," kata Darmin.

Tabel Asumsi Makro RAPBN-P 2017
Tabel Asumsi Makro RAPBN-P 2017 (Katadata)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...