Dipanggil Jokowi, Darmin Yakin Ekonomi Bisa Tumbuh Sampai 5,8 Persen

Ameidyo Daud Nasution
10 Februari 2017, 18:57
Darmin Nasution
Arief Kamaludin|KATADATA

Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri untuk melaporkan pertumbuhan ekonomi 2016 serta menyikapi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Salah satu yang dipanggil adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Darmin muncul pukul 10.00 WIB di Kompleks Istana Kepresidenan bersama dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.

Pertemuan berlangsung kurang lebih dua jam. Usai pertemuan, Darmin mengatakan pertemuan dengan Jokowi membahas pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen yang baru dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa hari lalu. Presiden juga menanyakan soal pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 5,1 persen.

(Baca juga: Gubernur BI Ungkap Dua Faktor Penyebab Rupiah Bergerak Stabil)

Darmin beranggapan pertumbuhan ekonomi bahkan bisa lebih besar dari 5,1 persen. Dia mengatakan paling tidak angka pertumbuhan bisa berada di antara 5,4 sampai 5,7 persen. Bahkan lebih besar dari itu, menurutnya pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,8 persen.

"Bisa bergerak 5,4 sampai 5,7 persen, bahkan 5,8 persen, supaya bisa jadi pertumbuhan ekonomi 2018 (6,1 persen)," kata Darmin, Jumat (10/2).

Darmin mengatakan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar dari 5,1 persen, maka harus ada beberapa hal yang menjadi catatan dan perbaikan tahun ini. Pertama, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang harus menjadi instrumen pertumbuhan secara positif. "Kedua kita membicarakan soal (memacu) investasi," kata Darmin.

Hal ketiga adalah menjaga inflasi agar tidak melampaui empat persen. Hal ini agar Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mendorong bunga kredit perbankan turun sedikit demi sedikit. Darmin mengatakan dengan inflasi yang lebih terjaga maka paling tidak pertumbuhan kredit perbankan bisa double digit.

(Baca juga: Konsumen Pesimistis, Belanja Masyarakat Kuartal I Diprediksi Turun)

Keempat, pertumbuhan industri. Jokowi, menurut Darmin, meminta untuk melihat industri yang paling memungkinkan dikembangkan lebih jauh produksinya. Selain itu, Jokowi meminta adanya pasar baru untuk tujuan ekspor barang asal Indonesia.

Darmin menjelaskan ada beberapa negara yang potensial untuk disasar saat ini. Beberapa di antaranya adalah Pakistan, Iran, Nigeria, Afrika Selatan, serta India. Apabila strategi ini berhasil dijalankan maka ekspor akan tumbuh lebih baik.

"Karena negara-negara ini jumlah penduduknya 50 juta ke atas, penghasilan masyarakatnya juga cukup baik," katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016, ekonomi tumbuh 5,02 persen atau di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016 yang sebesar 5,2 persen. Hal ini banyak diakibatkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 secara tahunan hanya 4,94 persen.

(Baca juga: Moody's Naikkan Peringkat, Darmin: Indonesia Lebih Kredibel)

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, salah satu penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 karena belanja pemerintah yang lebih kecil dibanding kuartal yang sama 2015. Realisasi belanja pemerintah sebesar Rp 549 triliun atau 26,36 persen dari pagu, lebih rendah secara persentase dibandingkan kuartal IV-2015.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...