Ekonomi Stabil, BI Diprediksi Turunkan Bunga Jadi 7 Persen

Muchamad Nafi
18 Februari 2016, 12:59
Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA
Bank Indonesia ----------------------- Donang Wahyu|KATADATA

Belum lagi bila memperhitungkan belanja pemerintah pada bulan lalu yang sudah tembus Rp 1,5 triliun. “Tambahan lagi, bank-bank sentral dunia masih akomodatif seperti Jepang dengan bunga negatif dan Eropa mungkin menambah stimulus,” ujar David. (Baca juga: Bunga Acuan BI Rate Akhirnya Turun, Rupiah Tetap Stabil).

Penilai yang sama datang dari ekonom Bank Mandiri. Mereka menyatakan arah kebijakan suku bunga sangat ditunggu pasar. Bahkan, pasar memprediksi pemangkasan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi tujuh persen seiring indikator domestik yang makin stabil. “Berbagai indikator ekonomi terkini menunjukkan bahwa ruang bagi pemangkasan BI rate semakin terbuka,” demikian mereka menungkannya dalam analisa hariannya.

Misalnya, realisasi laju inflasi sampai bulan Jauaari lalu tercatat 4,14 persen, sejalan dengan target BI yang sebesar tiga sampai lima persen. Kinerja pertumbuhan Produk Domestik Bruto sampai dengan kuartal keempat tahun lalu tercatat menjadi 5,04 persen, meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 4,73 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan hanya 4,8 persen. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan membaik, yaitu surplus US$ 50,6 juta Januari 2016.

Kinerja yang membaik diperlihatkan pula oleh nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dalam beberapa pekan terakhir seiring meningkatnya ekspektasi terhadap perbaikan ekonomi domestik. Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah menguat 2,8 persen, hal yang sama juga dialami oleh beberapa mata uang negara dengan pasar berkembang lainnya seperti, Ringgit Malaysia dan Baht Thailand. (Lihat pula: Langkah Baru BI Antisipasi Kenaikan Bunga Fed Rate).

“Arus modal asing masuk ke pasar modal domestik sejak awal tahun sampai dengan 16 Februari 2016 mencapai Rp 33,1 triliun, di mana sebagian besar dalam bentuk Surat Berharga Negara sebanyak Rp 31,3 triliun, dan sisanya Rp 1,8 triliun masuk ke pasar saham,” kata mereka. Derasnya arus modal tersebut, terutama ke pasar obligasi, didorong oleh menguatnya ekspektasi yang membaik terhadap prospek ekonomi Indonesia. Selain itu, juga oleh harapan akan dinaikkannya peringkat utang Indonesia.

Halaman:
Reporter: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...