Penguatan Rupiah Berhasil Tekan Imbal Hasil Surat Utang
Penguatan rupiah kemungkinan akan semakin terbatas karena sudah mendekati kisaran nilai fundamentalnya. Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan memperkirakan nilai tukar rupiah sesungguhnya berada di kisaran Rp 13.200 hingga Rp 13.300. "Real effective exchange memang berubah terus tapi terakhir kalau tidak salah 13.200 sampai 13.300," katanya kepada Katadata, Jumat (9/10).
Namun, Anton meramal, rupiah bisa menguat lagi menembus level 12 ribu per dolar AS jika ada perbaikan ekonomi di segala lini sehingga lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat Indonesia ke level layak investasi (investment grade). Selama ini, baru Fitch Ratings dan Moody's yang menempatkan Indonesia dalam peringkat layak investasi.
Ketika pemerintah menghapus subsidi premium pada November tahun lalu, S&P langsung menaikkan prospek peringkat Indonesia dari Stabil menjadi Positif. Jika nantinya S&P benar-benar menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade maka aliran dana asing makin banyak masuk sehingga rupiah bisa terus menguat hingga Rp 12 ribu per dolar AS.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyebut saat ini nilai tukar rupiah masih di bawah nilai fundamentalnya. Namun, dia enggan menyebutkan nilai fundamental tersebut. "Yang jelas (sekarang) masih undervalue," katanya, Jumat pekan lalu.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan, rupiah akan bergerak di level Rp 13.800 per dolar AS pada kuartal III-2015. Kemudian melemah lagi menjadi 14 ribu per dolar AS pada kuartal IV-2015 hingga kuartal I-2016.