Darmin: Kondisi Ekonomi Indonesia Rentan

Aria W. Yudhistira
31 Agustus 2015, 16:50
Katadata
KATADATA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Menurut dia, Indonesia sudah mengalami empat fase ekonomi. Pertama, ketika harga minyak dunia jatuh ke bawah US$ 10 per barel pada 1980-an. Saat itu, minyak dan gas (migas) menjadi andalan pemerintah dalam hal penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dengan kondisi tersebut pemerintah mengubah kebijakan, menjadi fokus pada penerimaan pajak.

Kedua, pada 1990-an ketika perekonomian didominasi oleh manufaktur yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (labour intensif). Ketiga, 1998-an ketika pemerintah gencar mengumumkan pentingnya menabung. Saat itu, pemerintah gencar mendorong pertumbuhan ekonomi namun anggarannya tidak mencukupi. Saat itu, terjadi gelembung sehingga meski ekonomi tumbuh tinggi tetapi terjadi krisis karena stabilitas tidak terjaga.

Keempat, periode ketika harga komoditas tinggi. Padahal, kondisi ini tidak normal, namun, terlena dengan harga komoditas yang tinggi. Melihat kondisi ini, Bambang menyampaikan, Indonesia seharusnya bersiap-siap ketika kurva ?bussines cycle? menunjukkan penurunan.

?Cuma kita (Indonesia) sering lupa. Harus diingat harga batubara dan sawit 2010-2011 belum tentu harga yang normal. Itu tidak normal cuma arahnya ke atas. Saat itu orang diam karena happy. Kita lupa dan akhirnya terlambat mengantisipasi,? kata dia.

Pada masa saat ini, ia melihat ada peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh swasta, yakni pemerintah yang gencar mendorong pembangunan infrastruktur. Peluang lainnya adalah industri pengolahan, khususnya yang terkait dengan sumber daya alam (SDA) seperti sawit.

Menurut dia, masih ada peluang bagi harga sawit kembali menguat karena kebutuhannya besar. Begitu juga dengan karet, kakao, dan kayu. Di luar SDA, industri tekstil dan alumunium juga bisa berkembang bila menggunakan bahan baku dari dalam negeri.

Bambang juga percaya, sektor elektrobik dan otomotif masih punya peluang karena pasarnya besar. Bila pengusaha bisa mengurangi biaya produksi, sehingga bisa meningkatkan kinerja maka orientasinya bisa ekspor. ?Karena apa? Domestiknya kuat jadi bisa kirim ke luar negeri.?

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...