Bunga KUR Diturunkan, Bank Jadi Tidak Efisien

Safrezi Fitra
25 Juni 2015, 16:02
Bank KATADATA|Arief Kamaludin
Bank KATADATA|Arief Kamaludin

Risiko tersebut diantaranya kenaikan suku bunga bank sentral AS (Fed Rate) dan kebutuhan dolar untuk membayar utang dan dividen perusahaan. Risiko ini akan membuat rupiah semakin lemah. Suplus neraca perdagangan yang masih akibat penurunan impor pun menjadi ancaman. Ketika pembangunan infrastruktur berjalan, maka impor barang modal dan bahan baku akan meningkat. Dengan begitu, ada kemungkinan neraca perdagangan kembali defisit.

Senior Vice President Financial Institution PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo mengatakan pengurangan bunga KUR berpotensi menurunkan margin keuntungan perbankan. "Kecuali diikuti penurunan cost of funds yang sebanding," kata dia.

Rapat terbatas kabinet yang dilakukan pekan lalu membahas tingginya bunga KUR yang diberikan perbankan kepada usaha mikro, yakni mencapai 22 persen. Makanya pemerintah memutuskan untuk mengurangi bunga tersebut menjadi 12 persen. Kebijakan ini rencananya akan mulai diberlakukan pada bulan depan.

?Pemerintah akan memberikan subsidi bunga sehingga Kredit Usaha Rakyat itu bisa dikenakan bunga cuma 12 persen. Selisihnya yang ada sekarang itu, disubsidi oleh pemerintah,? kata Menteri coordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.

Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk KUR sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 adalah Rp 30 triliun. Sedangkan bank yang ditugaskan untuk menyalurkan KUR adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.

?Pemilihan BRI karena hanya bank tersebut yang siap untuk menyalurkan KUR. Baik dari sisi likuiditas hingga sistem yang berjalan,? kata Menteri Koperasi dan UMKM Puspayoga.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...