Pernyataan JK Dianggap Picu Pelemahan Rupiah

Aria W. Yudhistira
8 Mei 2015, 18:15
Katadata
KATADATA
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2014.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menilai, pernyataan JK sebagai reaksi atau lambannya pertumbuhan konsumsi. Padahal, pemerintah ingin ekonomi tumbuh 5,7 persen.

Namun, menurut dia, JK tak perlu menyatakan permintaan di depan publik lantaran likuiditas keuangan pada saat ini masih longgar. Hal ini terlihat dari suku bunga perbankan yang relatif rendah. ?BI Rate merupakan policy signal saja. Sebenarnya likuiditas perbankan longgar, bank masih punya potensi memberikan kredit lebih banyak,? tutur dia.

Gubernur BI Agus Martowardojo menolak intervensi pemerintah dalam mengambil keputusan, termasuk dalam kebijakan suku bunga (BI Rate). Agus mengatakan, bank sentral merupakan lembaga independen yang berbeda dengan pemerintah.

?Kami berkoordinasi tapi bukan berarti diintervensi. Kami independen. Tolong jangan dipelintir, bahaya terhadap perspektif,? kata Agus dalam peluncuran buku ?Kajian Stabilitas Sistem Keuangan? di kantornya, Jakarta, Jumat (8/5).

Dalam kesempatan yang sama, dia pun mengkritik cara pemerintah menyampaikan informasi ke masyarakat. Ada kesan antara satu institusi dengan intitusi lainnya berbicara ke media massa mengenai satu masalah, tapi dengan perspektif yang berbeda.

Padahal, komentar mereka tersebut dibaca dan kemudian menimbulkan persepsi yang buruk di mata investor. Akibatnya, banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki struktur ekonomi di dalam negeri tidak membuahkan hasil.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...