Ekonomi Kuartal I Anjlok, Jokowi: Relatif Baik Dibanding Negara Lain
"Secara keseluruhan tahun, ekonomi akan tumbuh sedikit di bawah 2,3%," ujar Perry.
Kepala BPS Suhariyanto sebelumnya menyebut mayoritas sektor ekonomi tumbuh melambat secara tahunan. Industri pengolahan tumbuh 2,06%, melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,85%. Perdagangan melambat dari 5,21% menjadi 1,6%, konstruksi melambat dari 5,91% menjadi 2,9%, dan sektor pertambangan dari 2,32% menjadi 0,43%.
"Sektor transportasi turun curam dari 7,55% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 1,27%. Berdasarkan sub sektornya, angkutan rel turun cukup dalam -6,96% dan angkutan udara -13,31%," kata Suhariyanto.
(Baca: OJK Sebut 74 Bank Restrukturisasi Kredit Masa Pandemi Rp 207 Triliun)
Sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman juga turun cukup dalam. Pertumbuhannya melambat dari 6,41% pada kuartal I/2019 menjadi 1,95% pada kuartal I/2020.
Sementara berdasarkan komponen pengeluarannya, perlambatan signifikan terjadi pada konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 2,84% dibanding periode yang sama tahun lalu 5,02%. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto melambat dari 5,03% menjadi 1,7%, dan konsumsi pemerintah dari 5,22% menjadi 3,74%.
Adapun konsumsi LNPRT terkontraksi sebesar 4,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, pada kuartal I 2019, komponen ini tumbuh 16,96%. Sementara ekspor dan impor juga tercatat terkontraksi masing-masing -1,58% dan -2,19%.
"Sektor pertanian masih mengalami pertumbuhan tertinggi secara kuartalan mencapai 9,46%. Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan tertinggi masih dicatatkan sektor keuangan dan jasa asuransi mencapai 10,67%," kata dia.
Selain anjlok dibanding periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 merupakan yang terendah sejak 2001 seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.