KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan dalam Status Waspada akibat Covid-19

Agatha Olivia Victoria
11 Mei 2020, 12:10
pandemi corona, stabilitas sistem keuangan, KSSK,, komite stabilitas sistem keuangan, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut KSSK akan terus mewaspadai kondisi stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi corona.

Di sektor keuangan, pandemi ini menyebabkan negara berkembang mengalami arus modal keluar yang sangat besar. Dalam periode Januari–Maret 2020 saja, arus modal keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 145,28 triliun

Angka arus modal keluar tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan periode krisis keuangan global tahun 2008 dan taper tantrum 2013 masing-masing Rp 69,9 triliun dan Rp 36 triliun.

Nilai tukar rupiah pun sempat mengalami eskalasi tekanan yang tinggi. Pada akhir Februari, nilai tukar masih berada di level Rp 14.318 per dolar Amerika Serikat. Memasuki pekan kedua Maret, melemah ke level Rp 14.778 per dolar AS dan berlanjut hingga menyentuh level terendah pada 23 Maret di level Rp 16.575 per dolar AS atau melemah 15,8% dibandingkan akhir bulan sebelumnya. 

Namun kini, kondisi rupiah perlahan mulai stabil dan berada di bawah level Rp 15 ribu per dolar AS. 

(Baca: LPS Bantah Ada 8 Bank Berpotensi Gagal, Indikator Masih Normal)

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan sejak merebaknya Covid-19, pihaknya terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki. Ini dilakukan  untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, mengendalikan inflasi, mendukung stabilitas sistem keuangan, dan mencegah penurunan kegiatan ekonomi.

"Berbagai penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut telah diumukan setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) baik pada tanggal 19-20 Februari, 2 Maret, 18- 19 Maret, maupun 13-14 April 2020," jelas dia. 

BI antara lain telah menurunkan suku bunga acuan, melonggarkan kebijakan makroprudensial, dan menginjeksi likuiditas perbankan melalui sejumlah kebijakan.

Sementara itu Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan kondisi stabilitas sektor jasa keuangan hingga April masih dalam kondisi terjaga meski terdapat tendensi pelemahan sektor riil dan potensi pelemahan sektor keuangan.. Rasio kecukupan modal atau CAR masih berada di level 21,72% meski turun dibandngkan akhir tahun lalu 23,31%.

Rasio kredit bermasalah atau NPL terjaga meski naik dari 2,53% menjadi 2,77%. Adapun rasio alat likuid terhadap DPK terjaga di kisaran  22,36 persen , naik dibandingkan Desember 2019 sebesar 20,86 persen dan masih berada di atas threshold.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...