Pemulihan Ekonomi Negara Maju Dinilai Tak Bisa Dongkrak Ekspor RI

Rizky Alika
29 Agustus 2020, 18:09
ekonomi, ekspor
Katadata
Ilustrasi, pelabuhan ekspor. INDEF memproyeksi pertumbuhan ekspor Indonesia pada tahun ini negatif meski ekonomi sejumlah negara mulai pulih.

Guna meningkatkan kinerja neraca perdagangan, lanjut Tauhid, Indonesia perlu fokus pada negara non tradisional seperti Swiss. "Swiss impor terbesarnya dari Indonesia, padahal kita tidak memperhitungkan," katanya.

Adapun pada Juli 2020, ekspor non migas ke Swiss meningkat US$ 306,2 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ekspor tersebut menjadi yang tertinggi di antara negara tujuan ekspor lainnya.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal memperkirakan kinerja ekspor masih positif secara bulanan. Namun, ia juga mengakui ekspor tersebut belum bisa tumbuh lebih tinggi dari capaian tahun lalu.

Menurutnya, kinerja ekspor akan semakin meningkat lantaran ekonomi Tiongkok mulai mengalami pemulihan. Ekspor bijih besi hingga batu bara diproyeksi meningkat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut. Pada Juli 2020, ekspor non migas ke Tiongkok meningkat US$ 97,5 juta dibandingkan Juni 2020.

Selain itu, peningkatan ekspor juga terjadi lantaran adanya permintaan dari perusahaan yang relokasi dari Amerika Serikat ke negara lainnya. Industri tersebut diperkirakan akan meningkatkan permintaan ekspor pada negara di ASEAN, termasuk Indonesia.

Kemudian, Kementerian Perdagangan  menjalankan instrumen non fiskal yang mendukung surplus neraca perdagangan. Ia memperkirakan, intervensi kebijakan yang tepat dapat menjaga neraca dagang tetap surplus.

"Ekspor saya duga dua hingga tiga bulan lagi mengalami kenaikan secara bulanan," ujar dia.

Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada Juli surplus sebesar US 3,26 miliar, melonjak dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,27 miliar. Kenaikan surplus neraca perdagangan seiring ekspor yang menanjak dan impor yang turun dibandingkan bulan sebelumnya.

Ekspor pada Juni kembali meningkat pada Juli sebesar 14.33% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 13,73 miliar, tetapi turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,9%. Sedangkan impor turun 2,73% dibandingkan Juni menjadi US$ 10,47 miliar dan anjlok 32,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...