Konsumsi Pemerintah Melejit, Sri Mulyani Ramal Ekonomi Masih Kontraksi

Agatha Olivia Victoria
22 September 2020, 14:20
sri mulyani, pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah, resesi ekonomi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi ekonomi pada kaurtal III akan tumbuh negatif.

Dia memerinci, konsumsi rumah tangga seluruh tahun kemungkinan berada di antara negatif 1% hingga  2,1% , konsumsi pemerintah masih bisa bertumbuh 0,6% hingga 4,8%, PMTB kontraksi 4,4% hingga 5,6%. Lalu, ekspor minus 5,5% hingga 9%, dan impor terkontraksi 11,7% hingga  17,2%.

Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menilai kontraksi ekonomi pada kuartal III sudah dapat diperkirakan dari kinerja konsumsi rumah tangga yang masih lemah tercermin dari data penjualan dan keyakinan konsumen. Indikator penjualan ritel masih berada pada area negatif meski membaik pada Agustus. Keyakinan kosumen juga masih berada di area pesimis. 

"Kalau melihat dari kontribusi memang belanja pemerintah ini kontribusinya relatif kecil jika dibandingkan dengan konsumsi dan investasi," katanya. 

Ekonom senior INDEF Faisal Basri sebelumnya juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2020 akan minus 3%. Ini masih lebih baik dari realisasi kuartal kedua yang terkontraksi sebesar 5,32%.

Konsumsi masyarakat yang masih lemah menjadi penyebab utama kontraksi ekonomi. Masyarakat menahan diri untuk tak berbelanja mengingat ketidakpastian ekonomi masih besar. Komponen penyumbang 57,85% terhadap Produk Domestik Bruto  ini belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Konsumsi yang lemah juga terlihat dari penjualan mobil yang masih minus 50% untuk periode Januari-Juli tahun ini dan pariwisata minus 80% dibandingkan tahun kemarin. “Masyarakat meskipun ekonomi mulai membaik, terjadi perubahan pola pikir,” kata Faisal dalam Rapat Pendapat Umum bersama Komisi VI DPR, Senin (31/8).

Dengan proyeksi kontraksi pada kuartal III, ekonomi Indonesia akan resmi masuk ke jurang resesi. Adapun Badan Pusat Statistik akan merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal III pada 5 November 2020.

Bank Mandiri sebelumnya memproyeksi ekonomi Indonesia baru akan mulai tumbuh positif pada kuartal pertama tahun depan. Sepanjang 2021, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5%. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...