Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal III Bisa Minus 2%, Potensi Resesi

Agatha Olivia Victoria
25 Agustus 2020, 14:37
corona, pandemi corona, ekonomi minus, resesi,
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Pool/wsj.
Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo (kiri), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan), Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) dan Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri) mengikuti rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).

"Technically kita bisa resesi kalau (pertumbuhan ekonomi) kuartal II dan kuartal III minus. Jadi kita coba kuartal III di atas 0 persen," katanya dalam rapat bersama Komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 22 Juni 2020.



Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal II 2020 terkontraksi atau negatif hingga mencapai 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih buruk dari proyeksi pemerintah negatif sebesar 4,32%. Ekonomi juga tercatat negatif 4,19% dibandingkan kuartal I 2020 dan minus 1,62% pada sepanjang semester pertama tahun ini dibandingkan semester I 2019.

Kinerja perekonomian yang buruk terutama disebabkan oleh anjloknya konsumsi rumah tangga terutama akibat pembatasan sosial berskala besar untuk mencegah penyebaran pandemi corona. Konsumsi rumah tangga yang berkontribusi hampir setengah perekonomian Indonesia pada kuartal II 2020 tercatat negatif 6,51% dibandingkan kuartal sebelumnya atau minus 5,51% dibandingkan kuartal I 2020.

Pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal II 2020, belum membuat RI masuk ke dalam resesi teknikal. Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menjelaskan resesi teknis secara umum didefinisikan dengan perekonomian yang terkontraksi secara kuartalan dalam dua kuartal berturut-turut. Namun, definisi tersebut berlaku pada perekonomian suatu negara yang sudah menghilangkan faktor musiman.

"Mengingat data PDB Indonesia masih belum menghilangkan faktor musiman, maka teknikal resesi didefinisikan sebagai pertumbuhan tahunan yang mengalami pertumbuhan negatif pada 2 kuartal berturut-turut. Jadi Indonesia belum teknikal resesi," jelasnya.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual juga menilai ekonomi Indonesia belum resesi secara teknis. Menurut dia, definisi resesi teknis adalah ketika negara mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut--turut secara berturut-turut yang dilihat secara tahunan.

"Kalau dilihat kuartalan kita sudah sering negatif berturut-turut yang biasanya pada kuartal II dan III," kata David kepada Katadata.co.id, Rabu (5/8).

David menilai, perekonomian masih belum banyak bergerak salah satunya karena belanja pemerintah yang belum maksimal. Maka dari itu, akselerasi pengeluaran tersebut perlu terus digenjot. David pun optimistis perekonomian kuartal III dapat kembali positif. "Namun kalau belanja pemerintah masih belum efektif seperti di kuartal II, kemungkinan akan kembali negatif pertumbuhannya," katanya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...