Putar Haluan Memacu Daya Beli & Ekonomi: dari Bansos ke Infrastruktur

Agatha Olivia Victoria
5 Oktober 2020, 20:02
bansos, program pemulihan ekonomi nasional, pandemi corona, virus corona, daya beli
Leo Lintang/123rf
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5%.

Kendati demikian, Sri Mulyani mengaku penanganan Covid-19 di Indonesia bukanlah hal mudah. Apalagi, Indonesia merupakan negara besar dengan banyak pulau. "Perlu banyak koordinasi antara kepala daerahnya," kata dia.

Omnibus law Cipta Kerja diharapkan membantu dunia usaha di tengah masa sulit Pandemi Covid-19. Adapun pemulihan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada penanganan Covid-19. Semakin pertambahan kasus di Indonesia dapat ditahan, makin cepat pula perekonomian membaik.

Pemerintah akan terus meminimalkan dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi. Baik dari sisi permintaan maupun suplai. Maka dari itu, dukungan fiskal akan terus ditekankan pada tahun depan. 

Kepala Ekonom David Sumual menjelaskan, pemerintah pada tahun depan memang harus mengubah strategi untuk mengungkit ekonomi. Bansos tak dapat diandalkan karena hanya mampu menjaga daya beli masyarakat menengah bawah.

Pemerintah antara lain perlu menggiatkan kembali proyek-proyek pembangunan, seperti infrastruktur, lumbung pangan, ICT, dan berbagai proyek lainnya," katanya. 

Dalam APBN 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kembali memperoleh anggaran terbesar mencapai Rp 149,81 triliun. Anggaran Kementerian PUPR sempat dipangkas mencapai Rp 44,58 triliun untuk dialihkan ke penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi menjadi Rp 75,42 triliun. 

Anggaran Kementerian  PUPR pada 2021 dialokasikan untuk pembangunan infrastrktur sumber daya air sebesar Rp 533,96 triliun, konektivitas sebesar Rp 53,96 triliun, pemukiman Rp 25,56 triliun, dan perumahan sebesar Rp 8.09 triliun. 

Kemudian untuk pengembangan sumber daya manusia Rp 536,79 miliar, pembinaan konstruksi Rp 757,68 miliar, pembiayaan infrastruktur Rp 273,68 miliar, pengawasan Rp 101,74 miliar, dan perencanaan Rp 206,18 miliar. 

Wakil Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto juga menilai bansos hanya bersifat bantuan untuk mengurangi kesulitan masyarakat kelompok menengah bawah. Sementara ekonomi akan sulit tumbuh jika masyarakat menengah atas yang menjadi penggerak utama konsumsi rumah tangga masih menahan konsumsi. Konsumsi rumah tangga sendiri merupakan kontributor utama perekonomian Indonesia. 

"Penggerak ekonomi kita adalah sektor swasta khususnya konsumsi rumah tangga." ujar Eko. 

Kasus baru Covid-19 yang masih tinggi dan ketidakpastian geopolitik masih akan menekan perekonomian di penghujung tahun. Namun, ia memperkirakan ekonomi Indonesia akan pulih dengan cepat jika kasus Covid-19 tertangani. "Kalau Covid-19 sudah tertangani, kita akan paling cepat tumbuh di ASEAN,"katanya, 

Presiden Joko Widodo sebelumnya berharap bansos bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan demikian berbagai program bansos diluncurkan pada saat pandemi berlangsung. Jokowi saat itu menyoroti deflasi bahan pangan yang terjadi pada April. Menurut Jokowi, kondisi tersebut mengindikasikan adanya penurunan permintaan bahan pangan di masyarakat.

"Artinya daya beli masyarakat menurun," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui konferensi video pada Mei lalu. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...