Pemulihan Ekonomi Eropa Kehilangan Momentum, Perlu Perbesar Stimulus

Agustiyanti
30 Oktober 2020, 12:45
Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa yang akan datang, memberikan keterangan di hadapan Komite Urusan Ekonomi dan Moneter Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (4/9/2019).
ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pemulihan ekonomi kawasan euro kehilangan momentum lebih cepat dari yang diharapkan.

Hingga Kamis, Eropa telah melihat lebih dari 6 juta infeksi dan lebih dari 200.000 kematian akibat Covid-19. Data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menunjukkan bahwa Prancis, Spanyol, dan Inggris memiliki jumlah kasus tertinggi sejauh ini.

"Kami akan melihat semuanya. Kami akan menggunakan semua instrumen yang kami miliki dengan seluruh fleksibilitas yang kami miliki, untuk mengatasi situasi dan setiap perkembangan situasi," kata Lagarde.

Ekonom Pantheon Macro Claus Vistesen mengatakan ECB telah memberikan sinyal langsung untuk menambah kebijakan moneter. "Perkiraan pertumbuhan akan dipangkas pada bulan Desember, mendorong ECB untuk memberikan lebih banyak stimulus,” katanya

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu mengumumkan penutupan nasional kedua, meskipun sekolah dan pabrik akan tetap buka. Sementara Jerman pada Rabu mengumumkan penutupan terbatas, dengan restoran, bar, dan acara publik ditutup pada minggu depan.

Gelombang kedua infeksi dapat memberikan pukulan baru bagi ekonomi zona euro, yang diperkirakan akan pulih pada paruh kedua tahun 2020. Data awal yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di kawasan euro menyusut pada Oktober di tengah pembatasan sosial baru. Namun, gambaran tersebut diperkirakan akan memburuk jika pemerintah terus melanjutkan langkah-langkah tambahan.

Masalah lain yang dihadapi ECB adalah kekuatan euro, yang telah terapresiasi hampir 5% terhadap dolar AS sejak awal tahun. Bank sentral mengatakan pada pertemuan September bahwa pihaknya membahas penguatan euro tetapi menekankan bahwa pihaknya tidak menargetkan nilai tukar dengan kebijakannya. Euro yang lebih kuat sering dipandang sebagai masalah bagi ekonomi Eropa, mengingat ketergantungan kawasan euro pada ekspornya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...