Masuk ke Jurang Resesi, BPS Catat Ekonomi Kuartal III Negatif 3,49%

Agatha Olivia Victoria
5 November 2020, 11:36
resesi ekonomi, kontraksi ekonomi, PDB kuartal III, pertumbuhan ekonomi kuartal tiga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Indonesia masuk ke jurang resesi seiring kontraksi ekonomi pada kuartal III 2020.

"Struktur PDB dari sisi pengeluaran tidak banyak berubah, 88,4% berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi, sedangkan konsumsi pemerintah sumbangannya 9,76%. Sehingga jika tiga komponen ini terganggu, tentu PDB kita masih akan rendah," jelasnya. 

Suhariyanto juga mencatat dari 17 sektor ekonomi, tujuh sektor ekonomi masih tumbuh positif  secara tahunan meski melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ketujuh sektor tersebut yakni pertanian, infokom, administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, real estate, jasa kesehatan, dan pengadaan air. 

"Sektor tumbuh paling tinggi adalah jasa kesehatan mencapai 15,33%, kemudian informasi dan komunikasi yang tumbuh 10,61%, dan pengadaan air tumbuh 6,04%," katanya. 

Sementara 10 sektor mengalami kontraksi meski tak sedalam kuartal II 2020. Industri pengolahan minus 6,19%, akomodasi makanan minuman minus 11,86%, dan jasa perusahan negartif 7,6%. 

Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi  menjelaskan, Indonesia kini resmi memasuki resesi pada kuartal III 2020, berdasarkan definisi resesi menurut pemerintah. Meski masih terkontraksi, kondisi perekonomian lebih baik dibandingkan kuartal kedua. "Positifnya angka pertumbuhan ekonomi secara kuartalan pada kuartal III 2020 terutama disebabkan oleh pembukaan kembali sektor-sektor perekonomian secara bertahap," ujar Eric dalam riset mingguannya yang dikutip Katadata.co.id.

Ekonom Center Of Reform on Ecconomics Yusuf Rendy Manilet menilai kontraksi yang masih terjadi pada kuartal ketiga antara lain disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang masih negatif secara tahunan. Hal tersebut seiring masih relatif tingginya kasus Covid-19 sepanjang kuartal III 2020.

"Terjadi perbaikan ekonomi namun sangat-sangat tipis," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Kamis (5/11)

Masih tingginya kasus membuat kelompok pendapatan atas belum leluasa dalam melakukan aktivitas ekonomi termasuk dalam melakukan konsumsi. Kelompok ini akhirnya cenderung menahan konsumsi dan memilih untuk menabung.

Di sisi lain, kinerja konsumsi pemerintah lebih baik seiring realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional dan juga realisasi kementerian/lembaga yang relatif sudah lebih baik dibandingkan kuartal II.

Sementara untuk investasi, menurut dia,  masih banyak pelaku usaha yang masih enggan berekspansi pada kuartal III 2020 karena prospek ekonomi belum terlihat membaik.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...