Kekhawatiran Lockdown di Australia Tekan Rupiah ke 14.151/US$
Di sisi lain, Ibrahim menduga pelemahan rupiah yang cukup dalam di antara mata uang negara Asia lainnya disebabkan oleh mundurnya target pemerintah untuk mendistribusi vaksin.
"Pemerintah dua pekan lalu mengatakan akan mendistribusi vaksin pada Desember. Kemarin, ada pernyataan kalau, vaksin baru akan didistribusikan pada akhir kuartal I. Ini membuat kecewa pasar," katanya.
Sementara itu, BI kemungkinan akan menahan suku bunga acuan. Ia menduga, bank sentral baru akan menurunkan bunga acuan pada bulan depan bersamaan dengan ekspektasi Bank Sentral Eropa menggelontorkan stimulus. "Apalagi jika The Fed menurunkan bunga ke arah negatif pada bulan depan," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah terjadi karena pasar keuangan diliputi kekhawatiran naiknya kasus positif Covid-19 yang sudah menyebabkan lockdown di beberapa negara dan bisa memicu Lockdown baru. Lockdown ini akan mengganggu pemulihan ekonomi.
"Sentimen ini sementara menutup kabar positif dari hasil akhir uji vaksin Pfizer kemarin malam. Meskipun hasil vaksin positif tapi pasar menilai vaksin masih perlu waktu untuk didistribusikan," katanya.
Sementara dari dalam negeri, menurut dia, keputusan suku bunga acuan BI dapat mempengaruhi pergerakan rupiah. Suku Bunga acuan yang tetap bisa menjaga tingkat imbal hasil aset rupiah tetap menarik di mata investor karena selisih yang masih besar dibandingkan negara maju.
"Ini bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," katanya.